REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pita Limjaroenrat kemungkinan akan menjadi perdana menteri Thailand yang baru pada 13 Juli 2023. Move Forward Party yang dipimpinnya berhasil memenangkan mayoritas suara di pemilihan umum pada Mei lalu.
Perjalanan hidup pria berusia 42 tahun ini sangat beragam. Dikutip dari BBC, Pita lahir dari keluarga kaya Thailand yang terlibat dalam politik. Ayahnya adalah seorang penasihat di Kementerian Pertanian dan pamannya adalah seorang pembantu mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra yang digulingkan.
Pria ini pun dikirim ke sekolah di Selandia Baru, saat itulah dia mengembangkan minat dalam politik. "Saya dikirim ke antah berantah di Selandia Baru dan ada tiga saluran [TV] saat itu. Entah Anda menonton sinetron Australia, atau Anda menonton debat di parlemen," katanya kepada program YouTube Thailand Aim Hour awal tahun ini pada Februari.
Lulus dengan gelar sarjana di bidang keuangan di Thammasat University Bangkok, Pita Kemudian dia melanjutkan sekolah dan berhasil mendapatkan gelar master dalam kebijakan publik di Harvard University.
Sedangkan gelar MBA sukses diperoleh dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Pita pun menggambarkan dirinya sebagai produk sekolah kebijakan publik Amerika.
Pita memulai karirnya dalam bisnis dengan mengambil alih perusahaan minyak bekatul mendiang ayahnya. Dia kemudian melanjutkan karir sebagai direktur eksekutif perusahaan transportasi daring Grab Thailand.
Pria ini menikah dengan Chutima Teenpanart, seorang model aktris Thailand, tetapi pasangan tersebut bercerai pada 2019. Dia sekarang menjadi ayah tunggal dari Pipim yang berusia tujuh tahun yang terkadang dibawa ke rapat umum partainya.
Pita memulai karir politiknya ketika terpilih menjadi anggota parlemen pada 2019 sebagai anggota Future Forward Party. Partai tersebut didirikan oleh Thanathorn Juangroongruangkit, miliarder dan kritikus militer yang gigih.
Future Forward Party pun tampil baik dalam pemilu 2019, mengguncang politik Thailand dengan tuntutannya akan perubahan Hanya saja, partai ini terpaksa bubar pada tahun berikutnya setelah tuduhan kontroversial.
Thanathorn didiskualifikasi sebagai anggota parlemen. Move Forward Party akhirnya dibentuk segera setelah itu sebagai penggantinya dan menunjuk Pita sebagai pemimpin barunya.
Keinginan untuk berubah dan banyak dari masalah di Thailand mendorong daya tarik Move Forward dalam pemilihan Mei lalu. Beberapa pemimpin protes amandemen konstitusi dari 2020 mencalonkan diri sebagai kandidat partai tersebut.
Pita juga mendapatkan popularitas dengan...