Selasa 18 Jul 2023 10:48 WIB

Korban Tewas Ajaran Sesat di Kenya Tembus 400 Orang

Otoritas Kenya terus menyelidiki ajaran tersebut beserta pemimpinnya Pastor Mackenzie

Kuburan massal korban ewas ajaran sesat yang disebut sebagai sekte kelaparan di Kenya. ilustrasi
Foto: AP
Kuburan massal korban ewas ajaran sesat yang disebut sebagai sekte kelaparan di Kenya. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Korban tewas ajaran sesat yang disebut sebagai sekte kelaparan di Kenya kini menembus angka 400 orang saat otoritas menemukan lagi jasad di 40 kuburan massal baru-baru ini. Berbicara dalam konferensi pers di pusat komando Rumah Sakit Referral Daerah Kilifi, Senin (17/7/2023) kepala polisi Provinsi Coast Rhoda Onyancha mengungkapkan bahwa belasan jasad telah digali sehingga secara keseluruhan berjumlah 403 orang.

Otoritas terus menyelidiki ajaran tersebut beserta pemimpinnya Pastor Paul Mackenzie yang mengepalai Good News International Church di Kenya. Investigasi ajaran Shakahola berlangsung sejak pertengahan April yang mengarah pada temuan ratusan jasad di Hutan Shakahola di daerah Kilifi.

Baca Juga

Pastor Paul Mackenzie dituding memaksa para pengikutnya untuk mengakhiri hidup lewat aksi mogok makan sehingga mereka bisa masuk ke surga sebelum hari kiamat. Sebanyak 37 orang, termasuk istri Mackenzie, Joyce Mwikamba, ikut ditangkap sehubungan dengan pembunuhan massal tersebut.

Onyancha mengungkapkan bahwa sejak proses penggalian dimulai, otoritas telah mengumpulkan 258 sampel DNA dari lokasi penggalian. Penyelidikan tersebut menguak informasi yang mencemaskan yang menunjukkan adanya kemungkinan keterlibatan penjualan organ manusia sebab beberapa korban yang ditemukan kehilangan organ.

"Hal itu memperkuat dugaan perdagangan organ ilegal sehubungan dengan kegiatan ajaran tersebut," kata polisi.

 

sumber : Antara/Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement