REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tiba di Qatar sebagai destinasi terakhir turnya ke negara-negara Arab Teluk. Kunjungan-kunjungan itu difokuskan untuk mengamankan pasokan energi dan mempromosikan teknologi Jepang.
Kelompok lobi Jepang mendesak Kishida untuk mengamankan pasokan liquefied natural gas (LNG) baru dari Qatar. Ia akan bertemu Emir Tamim bin Hamad al-Thani dan menteri energi negara dan CEO QatarEnergy Saad Al Kaabi.
Kishida disambut menteri ekonomi dan industri Qatar Sheikh Mohammed Bin Hamad Al-Thani di bandara. Jepang masih sangat mengandalkan minyak dan gas impor.
Tokyo belum memperpanjang kontrak jangka panjang LGN dengan Qatar saat berakhir pada 2021 dan 2022. Pasokan energi dari Qatar sebagai salah satu penghasil LGN terbesar di dunia pun dikurangi.
Sementara pembeli Asia lainnya sudah menandatangani kontrak jangka panjang LNG dengan Qatar. Termasuk kesepakatan 27 tahun dengan importir Cina untuk ekspansi besar-besaran Doha di North Field yang menaikan produksi gas negara Arab Teluk itu lebih dari 60 persen.
"Koordinasi dengan Qatar sangat penting untuk stabilisasi pasar liquefied natural gas global," kata kementerian luar negeri Jepang dalam pernyataannya mengenai pembicaraan di Qatar, Selasa (18/7/2023).
Perusahaan BUMN QatarEnergy mengatakan mereka berharap pada tahun 2023 bisa menandatangani kontrak pasokan untuk hampir semua volume North Field. Persaingan LNG meningkat sejak awal perang Ukraina tahun lalu, terutama Eropa yang membutuhkan pasokan alternatif dari Rusia.
Setelah mengunjungi Qatar, Kishida akan datang ke Arab Saudi. Riyadh berkomitmen untuk mengamankan pasokan minyak ke Jepang dan terus bekerja sama dengan Tokyo di bidang hidrogen bersih, ammonia dan bahan bakar karbon daur ulang.
Di Abu Dhabi, Senin (17/7/2023) kemarin Kishida dan pemimpin-pemimpin Uni Emirat Arab menyepakati skema untuk mempercepat keamanan energi serta kerangka kerja investasi UEA pada teknologi cip dan baterai Jepang.