REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara belum menanggapi upaya Amerika Serikat (AS) untuk membahas nasib tentara Amerika yang melintasi perbatasan Korea. Prospek untuk pembebasan prajurit militer AS masih belum diketahui karena saluran komunikasi yang tidak aktif.
Prajurit Travis King seharusnya dalam perjalanan ke Fort Bliss, Texas, setelah menyelesaikan hukuman penjara di Korea Selatan karena penyerangan. Namun dia kabur ke Korea Utara dengan mengikuti tur wisata ke desa perbatasan Panmunjom pada Selasa (18/7/2023). King adalah orang Amerika pertama yang ditahan di Korea Utara dalam hampir lima tahun.
“Kemarin Pentagon menjangkau rekan-rekannya di Tentara Rakyat Korea (Utara). Pemahaman saya adalah bahwa komunikasi tersebut belum dijawab,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller.
AS dan Korea Utara, yang berperang selama Perang Korea 1950-1953, secara teknis masih berperang karena konflik tersebut berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. AS tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Korea Utara.
Swedia menyediakan layanan konsuler untuk orang Amerika dalam kasus-kasus sebelumnya. Tetapi staf diplomatik Swedia dilaporkan belum kembali sejak Korea Utara memerintahkan orang asing untuk meninggalkan negara itu pada awal pandemi Covid-19. AS juga dapat menghubungi Korea Utara melalui hotline di Komando PBB yang dipimpin AS di Panmunjom, yang dikenal sebagai “telepon merah muda”.
Miller mengatakan, Departemen Luar Negeri telah menghubungi pejabat di Korea Selatan dan Swedia. Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Jeon Ha-kyu mengatakan, pihaknua berbagi informasi dengan Komando PBB yang dipimpin Amerika di Korea Selatan. Saat ini, tidak ada dialog aktif yang diketahui antara Korea Utara dan AS, atau Korea Selatan.
Motif King menyeberang ke Korea Utara tidak diketahui....