REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pada Kamis (20/7/2023) mengutuk keras serangan terhadap Kedutaan Besar Swedia di Baghdad menyusul rencana pembakaran Alquran di Stockholm. Washington mengkritik pasukan keamanan Irak karena tidak mencegah pengunjuk rasa menyerbu pos diplomatik.
"Kebebasan berkumpul secara damai adalah ciri penting dari demokrasi, tetapi apa yang terjadi tadi malam adalah tindakan kekerasan yang melanggar hukum," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.
"Pasukan Keamanan Irak tidak bertindak untuk mencegah pengunjuk rasa melanggar kompleks Kedutaan Besar Swedia untuk kedua kalinya dan merusaknya," kata Miller.
Irak mengusir duta besar Swedia pada Kamis sebagai protes atas rencana pembakaran Alquran di Stockholm yang telah mendorong ratusan pengunjuk rasa menyerbu dan membakar Kedutaan Besar Swedia di ibu kota Irak. Para pejabat AS menghubungi Pemerintah Swedia dan telah menawarkan dukungan.
Amerika Serikat meminta pemerintah Irak untuk menghormati kewajiban internasionalnya untuk melindungi semua misi diplomatik di Irak."Misi asing seharusnya tidak menjadi sasaran kekerasan," kata Miller.
Kedutaan Swedia telah ditutup untuk pengunjung. Al-Sudani mengatakan, pihak berwenang Irak akan mengadili para pelaku pembakaran, termasuk menyelidiki petugas keamanan yang mengizinkan pembakaran Alquran.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan para demonstran di pos diplomatik mengibarkan bendera dan berbagai macam atribut ulama Syiah Irak yang berpengaruh dan pemimpin politik Muqtada al-Sadr, menjelang rencana pembakaran kitab suci Alquran di Stockholm.
Menyusul insiden tersebut, Kedutaan Besar Swedia...