Ahad 23 Jul 2023 12:14 WIB

Efek Kasus Pembakaran Alquran, Kantor Dewan Pengungsi Denmark di Irak Dibakar

Kasus pembakaran Alquran di Denmark dilakukan oleh Danske Patrioker.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Asap mengepul dari Kedutaan Besar Swedia di Baghdad, Irak Kamis (20/7/2023). Danish Refugee Council di Basra, Irak juga dibakar menyusul aksi pembakaran Alquran di Denmark.
Foto: AP Photo/Ali Jabar
Asap mengepul dari Kedutaan Besar Swedia di Baghdad, Irak Kamis (20/7/2023). Danish Refugee Council di Basra, Irak juga dibakar menyusul aksi pembakaran Alquran di Denmark.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kantor organisasi kemanusiaan Dewan Pengungsi Denmark (Danish Refugee Council) di Basra, Irak, menjadi sasaran aksi penyerangan pada Sabtu (22/7/2023) dini hari. Penyerangan itu terjadi setelah adanya aksi pembakaran Alquran oleh kelompok sayap kanan Denmark, Danske Patrioker, di Kopenhagen.

"Staf kami (yang berada) di tempat pada saat (penyerangan) itu tidak ada yang mengalami cedera fisik, tapi telah terjadi kerusakan pada properti, yakni bangunan yang terbakar," kata Direktur Eksekutif Dewan Pengungsi Denmark Lilu Thapa, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Thapa mengaku sangat menyesalkan aksi penyerangan terhadap kantornya. Ia menyebut pekerja kemanusiaan tidak patut menjadi sasaran kekerasan.

"Dewan Pengungsi Denmark telah bekerja di Irak selama 20 tahun, memberikan dukungan kepada masyarakat yang terkena dampak konflik dan pemindahan, termasuk operasi ranjau di Basra," kata Thapa.

 

Pada Jumat (21/7/2023) lalu, kelompok sayap kanan Danske Patrioker melakukan pembakaran Alquran di depat gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Irak di Kopenhagen. Tak hanya itu, mereka pun membakar bendera negara Irak. Aksi anggota Danske Patrioker tersebut segera menuai kecaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement