Selasa 08 Aug 2023 11:12 WIB

Pentagon Sempat Salah Hitung Nilai Bantuan ke Ukraina, Ini Jumlah Sebenarnya

Kesalahan ini menguntungkan Kiev karena artinya lebih banyak senjata yang dikirim

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pemerintahan Presiden Joe Biden akan mengumumkan bantuan senjata baru senilai 200 juta dolar AS untuk Ukraina.
Foto: Foto AP/Patrick Semansky, File
Pemerintahan Presiden Joe Biden akan mengumumkan bantuan senjata baru senilai 200 juta dolar AS untuk Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Joe Biden akan mengumumkan bantuan senjata baru senilai 200 juta dolar AS untuk Ukraina. Pada Senin (7/8/2023), dua pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bantuan ini disalurkan seiring dimulainya penyaluran dana sebesar 6,2 miliar dolar setelah Pentagon salah hitung nilai bantuan ke Ukraina.

Pentagon salah menghitung nilai bantuan ke Ukraina miliaran dolar. Pada bulan Mei lalu Pentagon mengumumkan mereka keliru dalam menghitung nilai senjata yang dikirimkan ke Ukraina. Para staf menggunakan "nilai pengganti" dan bukan "nilai penyusutan" saat menabulasikan amunisi, rudal, dan peralatan lain senilai miliaran yang dikirim ke Ukraina. Ukraina membutuhkan persenjataan dari persediaan AS sehingga dapat dikirimkan dalam hitungan hari atau pekan dalam perjuangannya melawan invasi Rusia.

Baca Juga

Kesalahan ini menguntungkan Kiev karena artinya lebih banyak senjata yang dapat dikirim. Pemerintah AS menggunakan Presidential Drawdown Authority (PDA) untuk menarik dana senilai 25,5 miliar dolar yang sebelumnya sudah disahkan Kongres. Dengan PDA pemerintah dapat mengirim senjata dari persediaan AS jika terjadi keadaan darurat.

Dua orang sumber dari pemerintah AS mengatakan saat ini Washington sedang mengupayakan anggaran tambahan untuk terus membantu Kiev. Para pejabat itu mengatakan bantuan 200 juta dolar yang diumumkan Selasa (8/8/2023) akan menjadi tahap pertama dari dana bantuan dari PDA sebesar 6,2 miliar dolar AS.

Isi dari paket bantuan ini antara lain: peralatan pembersih ranjau, senjata anti-tank TOW dan AT4, senjata dan amunisi, pencegat pertahanan udara dari Lockheed Martin Corp untuk sistem Patriot, roket Sistem Roket Peluncur Berganda Terpandu (GMLRS), dan rudal anti-tank Javelin dari Lockheed dan RTX Corp, serta beberapa peralatan lainnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement