REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Topan Khanun mendarat di pantai tenggara Korea Selatan pada Kamis (10/8/2023), setelah menghantam wilayah Jepang selatan selama seminggu terakhir. Peringatan telah dikeluarkan di seluruh Korea Selatan, dengan lebih dari 330 penerbangan dibatalkan dan lebih dari 10.000 orang mengungsi ke tempat yang aman.
Badai tersebut telah membawa hujan hingga 60 mm (2,36 inci) per jam di daerah-daerah di pantai timur dengan kecepatan angin maksimum 90 km/jam di beberapa bagian Provinsi Gyeongsang dan Pulau Jeju, demikian ungkap badan cuaca Korea Selatan. Topan Khanun melintas di antara pulau Kyushu di barat daya Jepang, 860 km (530 mil) dari Tokyo, dan Semenanjung Korea, menambah sedikit kecepatan saat bergerak ke utara dengan kecepatan 20 km/jam (12,5 mph).
Dipengaruhi oleh udara lembab dari badai, hujan lebat masih melanda beberapa bagian Jepang barat, dengan beberapa daerah mendapatkan curah hujan di atas normal untuk bulan Agustus dalam seminggu terakhir. Satu kota mencatat curah hujan 985 mm pada Kamis pagi.
Di Korea Selatan, kegiatan di luar ruangan telah dihentikan bagi para peserta Jambore Pramuka Dunia. Sekitar 37.000 peserta kepanduan Jamboree pada hari Selasa, dipindahkan dari perkemahan mereka yang berada di jalur badai ke akomodasi yang lebih aman.
Lebih dari 1.500 sekolah telah menyesuaikan jadwal mereka atau tutup karena badai, dengan 877 sekolah beralih ke pembelajaran jarak jauh, kata kementerian pendidikan. Sementara itu, Korea Selatan masih dalam masa pemulihan dari hujan musim hujan yang intens bulan lalu, ketika lebih dari 40 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor, termasuk 14 orang di sebuah terowongan yang terendam banjir.
Korea Utara juga bersiap-siap menghadapi badai ini, dengan Khanun diperkirakan akan menerjang ibu kotanya, Pyongyang. Kantung-kantung pasir dan pompa telah disiapkan di daerah-daerah yang rentan, kantor berita pemerintah KCNA melaporkan pada hari Rabu (9/8/2023).
Namun, perhatian telah beralih ke badai lain, Topan Lan, yang melintas di dekat Kepulauan Ogasawara, sekitar 1.000 km di sebelah selatan Tokyo, pada hari Rabu malam dan menuju ke arah utara, ke arah barat laut dengan kecepatan 15 km/jam. Meskipun jalur badai tidak pasti, Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengatakan bahwa badai tersebut dapat mempengaruhi wilayah Tokyo menjelang akhir pekan.
Cuaca buruk ini terjadi di tengah-tengah Obon, liburan musim panas utama di Jepang, saat banyak orang meninggalkan kota-kota besar untuk kembali ke kampung halaman. Topan Khanun membawa hujan lebat di wilayah selatan Jepang yang terus menuju ke Korea Selatan di mana topan ini dapat mendarat pada hari Kamis (10/8/2023).