REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Pemerintah Israel mengumumkan akan menjual sistem pertahanan rudal Arrow 3 ke Jerman. Kesepakatan senilai 3,5 miliar dolar AS akan menjadi ekspor pertahanan terbesar Israel.
Dikutip dari Defence News, Jumat (18/8/2023) kesepakatan ini dapat dilakukan setelah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) memberi lampu hijau pada pejabat pertahanan Israel. Persetujuan dari AS diperlukan karena sistem pertahanan tersebut merupakan proyek bersama antara Badan Pertahanan Rudal AS dan Organisasi Pertahanan Rudal Israel, yang dipimpin oleh kontraktor lokal Israel Aerospace Industries.
Sistem pertahanan Arrow 3 dirancang untuk mencegat rudal balistik yang terbang di luar atmosfer bumi. Sistem ini mulai diproduksi untuk dijual setelah ujicoba pada Desember 2015.
Dalam pernyataannya Kementerian Pertahanan Israel mencatat langkah selanjutnya dalam penjualan ke Jerman penandatanganan “surat komitmen” antara pejabat pertahanan senior dari kedua negara.
Kementerian Pertahanan Israel mengatakan komitmen awal Berlin sebesar 600 juta dolar akan memulai proyek ini. Sementara rincian langkah selanjutnya yang akan disepakati setelah komitmen ditandatangani. Kementerian menambahkan kontrak penuh harus siap ditandatangani pada akhir 2023 setelah parlemen dari dua negara memberikan persetujuan mereka.
Jerman membeli Arrow 3 setelah menyatakan Rusia ancaman keamanan terbesarnya dalam Strategi Keamanan Nasional (NSS) yang dirilis pada bulan Juni. dan Latar belakang asesmen tersebut adalah invasi Moskow ke Ukraina.
Perang tersebut mengungkap kekurangan sistem pertahanan di negara-negara Barat, terutama yang berbasis darat, untuk melawan serangan rudal dan pesawat tak berawak.
“Arrow 3 adalah sistem terobosan paling canggih dari jenisnya di dunia, serta melipatgandakan kekuatan pertahanan udara Israel, segera juga di Eropa,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
Kementerian Pertahanan Israel mengatakan kesepakatan ini diharapkan mendorong ekspor pertahanan Israel ke rekor baru. Menyusul total ekspor tahun lalu sebesar 12,5 dolar miliar.