Jumat 18 Aug 2023 08:28 WIB

Israel Jual Sistem Pertahanan Rudal Canggih ke Jerman

Jerman akan membeli sistem pertahanan canggih Arrow 3.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Sebuah rudal diluncurkan dari baterai Iron Dome di Israel selatan (ilustrasi). Jerman akan membeli sistem pertahanan canggih Israel Arrow 3, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak jauh.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Sebuah rudal diluncurkan dari baterai Iron Dome di Israel selatan (ilustrasi). Jerman akan membeli sistem pertahanan canggih Israel Arrow 3, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak jauh.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel dan Jerman capai kesepakatan pertahanan terbesar. Israel menjual sistem pertahanan rudal canggih ke Jerman seharga 3,5 miliar dolar AS. Kesepakatan penjualan ini telah mendapatkan restu Amerika Serikat.

Jerman akan membeli sistem pertahanan canggih Arrow 3, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak jauh. Sebelumnya Israel telah meminta persetujuan Departemen Luar Negeri AS untuk menjual sistem pertahanan rudalnya ke Jerman. Karena sistem tersebut dikembangkan bersama Israel dan AS.  

Baca Juga

Pejabat pertahanan Israel mengatakan, sistem itu akan memperluas kemampuan pertahanan Jerman serta memperkuat hubungan pertahanan antara Israel dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyebut kesepakatan itu “bersejarah.”

“Tujuh puluh lima tahun yang lalu orang-orang Yahudi ditumbuk menjadi debu di tanah Nazi Jerman. Tujuh puluh lima tahun kemudian, negara Yahudi memberi Jerman alat untuk mempertahankan diri," ujar Netanyahu.

Penjualan tersebut masih membutuhkan langkah prosedural tambahan oleh Israel dan Jerman, termasuk persetujuan oleh kedua parlemen. Direktur Organisasi Pertahanan Rudal Israel, Moshe Patel mengatakan, komponen sistem rudal akan dikirim sepenuhnya ke Jerman pada 2025, dengan sistem mencapai kemampuan penuh pada 2030.

Jerman meluncurkan European Sky Shield Initiative tahun lalu bersama 17 negara lain, termasuk Inggris Raya dan Swedia, yang merupakan sistem pertahanan udara bersama Eropa setelah invasi Rusia ke Ukraina. Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius menyambut baik persetujuan AS yang memungkinkan kesepakatan pembelian sistem pertahanan rudal Israel bergerak maju.

“Rencana pengadaan ini sangat penting bagi kami untuk dapat melindungi Jerman dari serangan rudal balistik di masa depan,” kata Pistorius.

Pistorius menambahkan, proyek tersebut juga merupakan sinyal dari hubungan khusus Jerman-Israel. Mantan direktur program pertahanan rudal Israel, Uzi Rubin mengatakan, Arrow 3 dapat dipindahkan untuk bertindak sebagai perisai rudal balistik jarak jauh untuk negara-negara Eropa lainnya. 

Dia mengatakan, Arrow 3 adalah pertahanan terbaik yang tersedia terhadap ancaman rudal balistik tetapi tidak melindungi terhadap rudal jelajah atau lainnya yang terbang di ketinggian yang lebih rendah.

Israel telah lama memiliki hubungan ekonomi dan militer yang erat dengan negara-negara Eropa Barat. Namun kesepakatan dengan Jerman dapat menarik perhatian Rusia.

Israel telah mempertahankan hubungan dengan Rusia selama perang di Ukraina. Israel telah berulang kali menolak permintaan untuk menjual senjata ke Kiev karena takut akan memusuhi Moskow.

Israel memiliki hubungan yang rumit dengan Rusia, terutama dalam masalah keamanan di Suriah.  Israel telah melakukan ratusan serangan udara terhadap posisi militer Iran dalam beberapa tahun terakhir di Suriah.

Sementara Rusia merupakan rumah bagi komunitas Yahudi dengan jumlah besar. Dengan penjualan Arrow 3 ke Jerman, Israel tampaknya mengandalkan fakta bahwa kesepakatan itu hanya melibatkan senjata pertahanan, dan tidak akan secara fundamental mengganggu hubungan baik dengan  Rusia.

“Hubungannya agak tegang. Tapi tetap saja, kami tidak memasok Ukraina dengan senjata apa pun. Kami melakukan itu karena kami ingin menjaga hubungan dengan Rusia pada tingkat yang dapat diterima," ujar Rubin. 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement