Jumat 18 Aug 2023 15:51 WIB

Lukashenko Tegaskan Belarusia akan Merespons Jika Polandia Bertindak Agresif

Lukashenko mengancam respons yang diberikan akan sangat besar.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Parade militer terbesar Polandia sejak Perang Dingin berlangsung di Warsawa pada Selasa (15/8/2023).
Foto: AP
Parade militer terbesar Polandia sejak Perang Dingin berlangsung di Warsawa pada Selasa (15/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Belarusia akan segera merespons jika Ukraina dan negara-negara anggota NATO di Baltik, termasuk Polandia, bertindak agresif terhadap Minsk. Hal itu ditegaskan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko pada Jumat (18/8/2023).

"Hanya ada satu ancaman: agresi terhadap negara kami. Jika agresi dimulai bahkan dari pihak Ukraina, dari pihak Polandia, Lithuania, Latvia, kami akan segera merespons dengan segala yang kami miliki," katanya menjawab pertanyaan tentang masalah ini dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Ukraina Diana Panchenko yang dipublikasikan di saluran YouTube-nya.

Baca Juga

Menurut pemimpin Belarusia ini, respons yang diberikan akan sangat besar. "Kami tidak bersaing dengan mereka. Namun, kami akan memberikan serangan yang luar biasa kepada mereka dan mereka akan berakhir dengan kerugian dan kerusakan yang luar biasa," katanya.

Lukashenko meyakinkan bahwa senjata nuklir yang berada di Belarus tidak akan digunakan jika tidak ada agresi terhadap Minsk. Namun, jika hal itu terjadi, Belarus tidak akan menunggu atau menunda dan akan menggunakan "seluruh persenjataannya," tambahnya.

Sebelumnya, setelah Polandia yang menempatkan puluhan ribu pasukannya di perbatasan Belarusia. Selanjutnya, Lithuania telah menutup dua dari enam pos pemeriksaan di perbatasan dengan Belarusia mulai hari Jumat (18/8/2023).

Menteri Dalam Negeri Lithuania Agne Bilotaite membenarkan langkah tersebut dengan alasan untuk mengatasi penyelundupan dan ancaman keamanan yang muncul.

"Pertama, kita perlu meningkatkan upaya anti-penyelundupan. Pos-pos pemeriksaan perbatasan yang ditutup tidak memiliki peralatan sinar X yang diperlukan untuk pemeriksaan yang tepat," katanya.

Kekhawatiran pemerintah Lithuania tentang keberadaan anggota tentara bayaran Wagner di Belarus dan kekhawatiran bahwa mereka mungkin menyusup ke Lithuania melalui pos-pos pemeriksaan jadi alasan kedua yang dinyatakan.

"Kami memandang kehadiran Wagner di Belarusia sebagai ancaman yang harus diatasi," kata Bilotaite.

Akses ke penyeberangan perbatasan ini diblokir oleh lempengan beton dan kawat berduri tipe concertina. Pemerintah Lithuania tidak memberikan indikasi kapan penyeberangan perbatasan ini akan dibuka kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement