Senin 21 Aug 2023 06:35 WIB

Alasan Rusia Aneksasi Krimea

Aneksasi tersebut dikutuk oleh banyak negara, termasuk AS, Uno Eropa dan Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Krimea
Foto: grid.al
Krimea

REPUBLIKA.CO.ID, Aneksasi Krimea yang dilakukan Federasi Rusia merupakan peristiwa geopolitik yang terjadi pada Maret 2014. Krimea dan kota Sevastopol, Ukraina, dianeksasi Rusia setelah referendum yang disengketakan. Aneksasi tersebut dikutuk oleh banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Ukraina.

Sejarah Krimea kompleks dan ada sejak zaman kuno. Wilayah ini pernah dikuasai sejumlah kerajaan dan negara yang berbeda, termasuk Yunani, Romawi, Bizantium, Ottoman, dan Rusia. Pada tahun 1954, Krimea dipindahkan dari SFSR Rusia ke SSR Ukraina.

Baca Juga

Pada tahun 2014, menyusul Revolusi Ukraina, Rusia mulai mengerahkan pasukan di perbatasan dengan Ukraina. Pada 27 Februari 2014, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan Rusia akan menganeksasi Krimea. Referendum diadakan di Krimea pada 16 Maret 2014, di mana 97 persen pemilih memilih untuk bergabung dengan Rusia. Referendum tersebut banyak dikritik sebagai tidak sah.

Aneksasi Krimea berdampak signifikan pada geopolitik di kawasan tersebut. Menyebabkan ketegangan antara Rusia dan Ukraina, dan juga menegangkan hubungan antara Rusia dan Barat. Aneksasi tersebut juga telah menjadikan Krimea lokasi yang lebih penting secara strategis bagi Rusia, karena memberikan negara tersebut kontrol atas Laut Hitam.

Aneksasi Krimea merupakan isu kompleks dengan tidak ada solusi mudah. Peristiwa ini menjadi pengingat rapuhnya perbatasan dan pentingnya hukum internasional. Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, ada sejumlah alasan lain mengapa Rusia menganeksasi Krimea.

Sepertinya strategisnya lokasi Krimea bagi Rusia. Krimea terletak di Laut Hitam, yang merupakan perairan strategis. Sudah lama Rusia ingin menguasai Laut Hitam, dan aneksasi Krimea memberinya pijakan yang lebih aman di wilayah tersebut.

Banyak warga Krimea berbahasa Rusia ...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement