REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Direktur British Museum mengundurkan diri di tengah penyelidikan atas dugaan pencurian emas dan artefak dari institusi terkenal di London. Pengunduran diri Hartwig Fischer telah diterima oleh dewan pengawas museum.
"Selama beberapa hari terakhir saya telah meninjau secara rinci peristiwa seputar pencurian dari British Museum dan penyelidikan terhadapnya. Terbukti bahwa British Museum tidak memberikan respons yang komprehensif sebagaimana mestinya dalam menanggapi peringatan pada 2021, dan terhadap masalah yang kini telah muncul sepenuhnya," ujar Fischer, dilaporkan CNN, Jumat (25/8/2023).
Pekan lalu, British Museum mengatakan, sejumlah barang dari koleksi museum ditemukan hilang, dicuri atau rusak. Hal ini menyebabkan pemecatan seorang karyawan dan penyelidikan oleh Polisi Metropolitan.
“British Museum telah meluncurkan tinjauan keamanan independen setelah barang-barang dari koleksi ditemukan hilang, dicuri, atau rusak. Seorang anggota staf telah diberhentikan, dan Museum sekarang akan mengambil tindakan hukum terhadap individu tersebut,” kata Fischer.
Fisher mengatakan, masalah ini juga sedang diselidiki oleh Komando Kejahatan Ekonomi Kepolisian Metropolitan. Mayoritas barang-barang yang hilang atau rusak adalah potongan-potongan kecil yang disimpan di gudang milik salah satu koleksi museum. Barang itu termasuk perhiasan emas dan permata dari batu semi mulia dan kaca yang berasal dari abad ke-15 Sebelum Masehi hingga abad ke-19 Masehi.
British Museum menambahkan, tidak ada satu pun barang tersebut yang baru-baru ini dipamerkan ke publik, dan sebagian besar disimpan untuk tujuan akademis dan penelitian.
Fischer menggambarkan insiden tersebut sangat tidak biasa. Sementara Ketua British Museum, George Osborne bertekad untuk memperbaiki kesalahan agar tidak terulang di masa depan.
"Ini adalah hari yang menyedihkan bagi semua orang yang mencintai British Museum, namun kami bertekad untuk memperbaiki kesalahan dan menggunakan pengalaman tersebut untuk membangun sebuah Museum yang lebih kuat," ujar Osborne.