Ahad 27 Aug 2023 06:43 WIB

Awal Mula Iran tak Percaya dan Membenci Amerika 

Warga Iran ingin hubungan dengan AS membaik agar sanksi dicabut. 

Seorang gadis Iran merayakan 44 tahun Revolusi Islam 1979 di alun-alun Azadi (Kebebasan) di Teheran,  11 Februari 2023.
Foto:

Kudeta Agustus 1953 dipicu ketakutan AS atas meningkatnya pengaruh komunis Uni Soviet di Iran. Sebagian langkah permulaan diawali oleh Inggris yang menginginkan kembali akses ke minyak Iran. Sebelumnya, Mossadegh menasionalisasi perusahaan minyak Iran. 

Meski awalnya terlihat akan gagal, kudeta akhirnya berhasil menggulingkan Mossadegh dan mengukuhkan kekuasaan Shah Mohammad Reza Pahlavi. Momen ini juga yang akhirnya melahirkan revolusi Islam Iran pada 1979. 

Shah melarikan diri dari Iran dan pemerintahan teokrasi mewujud di bawah pemimpin spiritual Ayatollah Ruhollah Khomeini. Di masa sekarang, pandangan warga Iran atas kudeta ini berubah dan berbeda-beda satu sama lain. Terutama dengan pertimbangan kondisi ekonomi. 

Sanksi terhadap Iran, setelah bubarnya perjanjian nuklir pada 2015 di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, membuat AS terus menjatuhkan sanksi ekonomi ke Iran. Ini membuat kehidupan ekonomi di negeri tersebut terus tertekan. 

‘’Meredanya ketegangan dengan AS akan membawa lebih banyak,’’ kata Hossein (47) yang menjalankan usaha kantin bagi para pengemudi taksi di selatan Teheran. ‘’Sekarang sopir taksi belanja lebih sedikit dibandingkan sebelumnya karena hubungan buruk itu, ada sanksi.’’ 

Majid Shamsi, kurir parsel di Teheran tahu hubungan pahit ini mestinya segera berakhir. ‘’Anak-anak muda Iran menginginkan kehidupan lebih baik dan ini tak terwujud karena hubungan yang buruk dengan AS,’’ katanya menegaskan. 

Bahkan meski aksi massa oleh guru, petani, dan lainnya di Iran meningkat mengenai kondisi ekonomi tetapi di tengah aksi seruan seperti ‘’Musuh kita di sini’’ dan ‘’Mereka berbohong kepada kita (musuh itu) adalah AS’’ tetap bergema.  

‘’Iran kini mestinya menerima kesepakatan dengan AS seperti membebaskan tahanan dengan kewarganegaraan ganda. Saya membutuhkannya demi masa depan saya dan semuanya,’’ kata Reza Seifi (26), seorang guru. 

Namun, seperti yang terjadi dalam pertukaran pembebasan tahanan dengan AS, ada sejumlah batasan bagaimana Pemerintah Iran akan mengingat kudeta yang dilakukan AS terhadap pemerintahan Mossadegh 70 tahun lalu. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement