Ahad 27 Aug 2023 12:48 WIB

Kumpulkan Sampel, IAEA Janji Terus Monitor Proses Pembuangan Air Limbah Radioaktif Jepang

IAEA berjanji mengawasi pembuangan limbah radioaktif Jepang hingga tetes terakhir.

Orang-orang melakukan protes membawa spanduk bertuliskan  bertuliskan: Menolak pembuangan Limbah air radioaktif yang telah diolah ke laut di pantai menuju pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami besar pada 11 Maret 2011, di kota Namie, timur laut Jepang, Kamis, (24/8/2023).
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Orang-orang melakukan protes membawa spanduk bertuliskan bertuliskan: Menolak pembuangan Limbah air radioaktif yang telah diolah ke laut di pantai menuju pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami besar pada 11 Maret 2011, di kota Namie, timur laut Jepang, Kamis, (24/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sedang melakukan pengumpulan sampel secara independen terhadap pembuangan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima di Jepang ke laut. IAEA berjanji akan terus memonitor prosesnya.

Dalam cicitannya di media sosial X, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi melaporkan bahwa IAEA telah melakukan verifikasi. Menurut kesimpulannya, kadar tritirum dalam air limbah yang dilepaskan ke laut jauh di bawah batas operasional. Kesimpulan itu didapat berdasarkan pengambilan sampel terbaru di Fukushima Daiichi.

Baca Juga

"Kami akan melanjutkan pengambilan sampel dan pemantauan independen hingga (prosesnya) selesai," tulis Grossi.

Grossi juga menegaskan bahwa IAEA akan melakukan pemantauan secara berkelanjutan di PLTN tersebut sampai seluruh proses pembuangan air limbah radioaktif selesai.

"Hari ini saya menegaskan kembali kepada Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa bahwa kami akan berada di sana sampai tetes terakhir habis," tulis Grossi.

Pada Juli, IAEA mengatakan dampak radiologi terhadap manusia dan lingkungan dalam proses pelepasan limbah nuklir dari Fukushima bisa diabaikan. Namun, pernyataan tersebut tidak serta merta mendukung keputusan pemerintah Jepang --yang mengundang kritik dan kecaman dari berbagai negara, terutama yang bertetangga dan berbatasan langsung dengan Tokyo.

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement