Selasa 29 Aug 2023 11:28 WIB

Kelompok Kristen Tentara Tuhan Geruduk Bar LGBTQ+ di Beirut Lebanon  

Gerakan LGBTQ+ juga meresahkan masyarakat Lebanon

Rep: Umar Mukhtar, Mabruroh / Red: Nashih Nashrullah
Kampanye LGBT (ilustrasi). Gerakan LGBTQ+ juga meresahkan masyarakat Lebanon
Foto: EPA
Kampanye LGBT (ilustrasi). Gerakan LGBTQ+ juga meresahkan masyarakat Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Kelompok Kristen Soldiers of God di Beirut Lebanon menggeruduk bar LGBTQ+ pada Rabu (23/8/2023) malam waktu setempat, yang berada di Beirut. Bar yang berlokasi di lingkungan Mar Mikhael itu dilaporkan menjadi tuan rumah pertunjukan drag.

Anggota kelompok Soldiers of God itu menggeruduk orang-orang yang di dalam bar sambil berteriak bahwa bar tersebut setan dan mempromosikan homoseksualitas. 

Baca Juga

Penggerudukan itu berlangsung lebih dari satu jam, dan beberapa orang terluka, sebagaimana dilansir The New Arab, Selasa (29/8/2023).

Tentara Tuhan adalah kelompok Kristen kecil yang didirikan di lingkungan Achrafieh di Beirut. Kelompok ini awalnya merupakan patroli lingkungan namun dengan cepat mulai menggeruduk kalangan LGBTQ+ di seluruh wilayah Beirut, dan menyebut diri mereka sebagai pelindung moral Lebanon. 

Pejabat negara Lebanon baru-baru ini meningkatkan narasinya tentang anti-LGBTQ+. Dalam pidatonya pada Juli lalu, ketua kelompok Hizbullah pro-Iran, Hassan Nasrallah, menyerukan agar kelompok LGBT dibunuh. 

Pada Selasa lalu, Menteri Pendidikan Lebanon Abbas Halabi melarang permainan papan Ular Tangga di sekolah musim panas karena potongannya menyerupai bendera pelangi Pride. 

Negara-negara tetangga juga mulai menggencarkan targetnya terhadap komunitas LGBTQ+. Irak melarang penggunaan homoseksualitas di media, dan mewajibkan penggunaan istilah penyimpangan seksual. 

Seorang aktivis independen, Ghassan Makarem menuturkan, LGBTQ+ ini harus dilihat sebagai tren global yang memiliki pengaruh terhadap Lebanon. 

"Kita harus melihatnya sebagai tren global yang berdampak pada Lebanon. Ketika Anda menganalisa pidato Nasrallah, pidato tersebut sangat mirip dengan apa yang dikatakan oleh kelompok sayap kanan di Amerika Serikat, atau apa yang dikatakan oleh kaum Ortodoks di Israel," kata Ghassan Makarem.   

Di Lebanon, persaingan antara milisi dan negara yang terpuruk akibat krisis ekonomi yang sedang berlangsung telah menyebabkan peningkatan pelanggaran hukum dan berkembangnya kelompok seperti Soldiers of God. 

Baca juga: Jangan Lelah Bertobat kepada Allah SWT, Begini Pesan Rasulullah SAW

Apa yang dilakukan Soldiers of God di Beirut Lebanon dituding menimbulkan masalah, terutama karena telah melakukan tindakan kejahatan. 

Wadih al-Asmar, salah satu pendiri Lebanese Center for Hak Asasi Manusia (CLDH), kelompok Soldiers of God sudah memunculkan masalah karena mereka beroperasi ketika negara tidak melakukan tugasnya. 

"Semua orang yang menyerang bar kemarin harus ditangkap. Fakta bahwa orang-orang itu tidak ditangkap merupakan kejahatan yang dilakukan oleh orang Lebanon dan pemerintah," kata al-Asmar.

Baca juga: Cerita Mantan Menkes Lolos dari Maut, Kamar yang Disiapkan untuknya Ditembaki Israel

Di Lebanon, milisi yang bersaing dan negara yang dilumpuhkan krisis ekonomi yang sedang berlangsung telah memungkinkan peningkatan pelanggaran hukum dan proliferasi kelompok main hakim sendiri seperti Tentara Tuhan. 

"Masalah sebenarnya adalah bahwa Tentara Tuhan beroperasi karena negara tidak melakukan tugasnya. Semua orang yang menyerang bar kemarin harus ditangkap. Fakta bahwa orang-orang itu tidak ditangkap itu sendiri merupakan kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah Lebanon," kata al-Asmar. 

TNA menghubungi Pasukan Keamanan Internal Lebanon untuk menanyakan apakah mereka menangkap anggota milisi Soldiers of God sehubungan dengan serangan hari Rabu tetapi tidak menerima tanggapan dengan menerbitkan. Demikian pula, kepala milisi Soldiers of God tidak menanggapi permintaan komentar TNA.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement