REPUBLIKA.CO.ID, Pertanian merupakan fondasi ekonomi Cina selama berabad-abad. Bidang ini memainkan peran penting dalam memberi makan populasi besar negara itu dan menyediakan sumber pendapatan bagi jutaan orang.
Sejarah pertanian di Cina dapat ditelusuri kembali ke periode Neolitikum, ketika orang mulai menjinakkan tanaman dan hewan. Tanaman pertama yang dibudidayakan di Cina antara lain padi, gandum, millet, dan kedelai. Tanaman ini ditanam di lembah yang subur di Sungai Kuning dan Sungai Yangtze.
Selama dinasti Shang (1600-1046 SM), pertanian menjadi lebih canggih. Para petani mulai menggunakan irigasi untuk mengairi tanaman mereka dan menggunakan pupuk untuk memperbaiki tanah. Mereka juga mengembangkan alat dan teknik pertanian baru.
Pada Dinasti Zhou (1046-256 SM) pertanian Cina semakin maju. Para petani mulai menggunakan alat besi, yang membuat mereka lebih mudah membajak tanah dan memanen tanaman. Mereka juga mengembangkan sistem irigasi baru yang memungkinkan mereka untuk menanam tanaman di daerah yang sebelumnya terlalu kering.
Dinasti Qin (221-206 SM) memperkenalkan survei tanah pertama, yang membantu memastikan tanah didistribusikan secara adil. Dinasti Han (206 SM-220 M) melihat pengembangan ensiklopedia pertanian pertama, yang memberikan informasi rinci tentang cara menanam tanaman dan memelihara hewan.
Selama dinasti Tang (618-907 M), pertanian terus berkembang. Para petani mulai menanam tanaman baru, seperti teh dan kapas. Mereka juga mengembangkan teknik baru untuk irigasi dan rotasi tanaman.
Dinasti Song (960-1279 M) merupakan masa keemasan pertanian di Cina. Para petani mulai menggunakan alat dan teknik baru, seperti gerobak roda dan roda air. Mereka juga mengembangkan tanaman baru, seperti jeruk dan lemon.
Pada Dinasti Yuan (1271-1368 M) terjadi penurunan pertanian karena perang dan bencana alam. Namun, dinasti Ming (1368-1644 M) pertanian Cina bangkit kembali.
Para petani mulai menggunakan tanaman baru, seperti jagung dan kacang tanah. Mereka juga mengembangkan sistem irigasi baru yang memungkinkan mereka untuk menanam tanaman di daerah yang sebelumnya terlalu kering.
Dinasti Qing (1644-1912 M) menyaksikan kemajuan lebih lanjut dalam pertanian. Para petani mulai menggunakan tanaman baru, seperti kentang dan tomat. Mereka juga mengembangkan sistem irigasi dan teknik rotasi tanaman baru.
Abad ke-20 menyaksikan sejumlah perubahan dalam pertanian di Cina. Partai Komunis Cina berkuasa pada tahun 1949 dan mulai mengkolektifkan pertanian.
Ini berarti bahwa para petani dipaksa menyerahkan tanah mereka dan bekerja di pertanian kolektif. Namun, sistem ini tidak efisien dan menyebabkan kekurangan pangan.
Pada akhir 1970-an, Cina mulai mendekolektifkan pertanian dan mengizinkan petani memiliki tanah mereka sendiri. Menyebabkan periode pertumbuhan yang cepat dalam produksi pertanian.
Dalam beberapa tahun terakhir, Cina terus berinvestasi dalam pertanian dan membuat kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Negara ini sekarang swasembada dalam produksi pangan dan merupakan eksportir utama produk pertanian.
Sejarah pertanian di Cina adalah sejarah yang panjang dan kompleks. Ini memainkan peran penting dalam pembangunan negara dan membantu memberi makan populasi besarnya. Pertanian masih menjadi bagian penting dari ekonomi Cina dan kemungkinan akan tetap penting di masa depan.