REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Beberapa negara mulai mengirimkan bantuan ke Libya dalam upaya membantu penanganan korban banjir di negara itu, usai badai Daniel menerjang wilayah Mediterania.
Dalam sebuah posting di platform media X, Kedutaan Besar AS di Libya pada Senin (11/9/2023), mengatakan bahwa mereka telah melakukan kontak dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan pihak berwenang Libya dan sedang menentukan bagaimana cara mengirimkan bantuan ke daerah-daerah yang paling terkena dampak.
Dilansir Alarabiya, selama akhir pekan, warga Libya berbagi rekaman di media sosial yang menunjukkan rumah-rumah dan jalan-jalan yang terendam banjir di banyak daerah di Libya timur. Mereka memohon bantuan saat banjir mengepung orang-orang di dalam rumah dan di dalam kendaraan mereka.
Ossama Hamad, perdana menteri pemerintah Libya timur, menyatakan wilayah Derna sebagai zona bencana setelah hujan lebat dan banjir menghancurkan sebagian besar kota yang terletak di delta Wadi Derna di pantai timur Libya. Perdana menteri juga mengumumkan tiga hari berkabung dan memerintahkan agar bendera-bendera di seluruh negeri diturunkan menjadi setengah tiang.
Penguasa wilayah timur dan barat Libya, Letnan Kolonel Khalifa Hifter mengerahkan pasukan untuk membantu penduduk di Benghazi dan kota-kota di bagian timur lainnya. Ahmed al-Mosmari, juru bicara pasukan Hifter, mengatakan bahwa mereka kehilangan kontak dengan lima orang tentara yang sedang membantu keluarga-keluarga yang terkepung di Bayda.
Pemerintah-pemerintah asing mengirimkan pesan-pesan dukungan pada Senin malam. Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, presiden Uni Emirat Arab, mengatakan bahwa negaranya akan mengirimkan bantuan kemanusiaan dan tim SAR ke Libya timur, demikian menurut kantor berita pemerintah UEA, WAM.
Turki, yang mendukung pemerintah yang berbasis di Tripoli di bagian barat negara itu, juga menyampaikan belasungkawa, bersama dengan negara tetangga Aljazair dan Mesir, serta Irak.
Badai Daniel diperkirakan akan tiba di beberapa bagian barat Mesir pada hari Senin, dan otoritas meteorologi negara tersebut memperingatkan tentang kemungkinan hujan dan cuaca buruk.