Rabu 20 Sep 2023 21:13 WIB

Warga Armenia di Karabakh Setuju Gencatan Senjata

Konflik antara Azerbaijan dan Armenia pecah di wilayah Nagorno-Karabakh.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Bangunan apartemen tempat tinggal yang rusak akibat penembakan terlihat di Stepanakert di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri di Azerbaijan.
Foto: AP Photo/Siranush Sargsyan
Bangunan apartemen tempat tinggal yang rusak akibat penembakan terlihat di Stepanakert di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri di Azerbaijan.

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Etnis Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh, wilayah yang ingin memisahkan diri dari Azerbaijan, menyetujui proposal Rusia untuk gencatan senjata pada hari Rabu (20/9/2023). Persetujuan ini 24 jam setelah Azerbaijan memulai serangan untuk mengambil alih wilayah kantung yang terpisah tersebut yang menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya. 

Pasukan separatis Armenia di Karabakh mengatakan bahwa Azerbaijan telah menerobos garis pertahanan mereka dan merebut sejumlah wilayah tinggi dan persimpangan jalan strategis. Sementara dunia hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa.

Republik Artsakh yang menamakan diri mereka Republik Artsakh mengatakan bahwa dalam keadaan seperti itu, mereka tidak punya pilihan selain menghentikan permusuhan mulai pukul 13.00 waktu setempat pada hari Rabu (20/9/2023).

"Otoritas Republik Artsakh menerima proposal komando kontingen penjaga perdamaian Rusia untuk gencatan senjata," kata warga etnis Armenia di sana.

"Dengan mediasi komando kontingen penjaga perdamaian Rusia yang ditempatkan di Nagorno-Karabakh, sebuah kesepakatan telah dicapai mengenai penghentian permusuhan sepenuhnya mulai pukul 13.00 pada 20 September 2023," ujar mereka.

Azerbaijan mengonfirmasi bahwa kesepakatan gencatan senjata telah tercapai. Dikatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian Rusia menyampaikan permintaan Armenia Karabakh untuk gencatan senjata kepada Azerbaijan. Mereka tidak segera menetapkan syarat-syaratnya.

Azerbaijan memulai operasinya terhadap Nagorno-Karabakh pada hari Selasa (19/9/2023), setelah beberapa tentaranya terbunuh dalam apa yang dikatakan Baku sebagai serangan dari wilayah pegunungan. Wilayah ini yang telah diblokade oleh Azerbaijan selama sembilan bulan.

Baku telah menuntut agar otoritas politik separatis di Karabakh dibubarkan. Sebab Karabakh merupakan wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Baku menuntut agar kelompok separatis ini dibubarkan sebelum pembicaraan mengenai masa depan wilayah tersebut, yang ingin diintegrasikan secara penuh oleh Azerbaijan.

Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, bukan Armenia. Walaupun sebagian besar warga yang tinggal di wilayah ini merupakan etnis Armenia. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement