Rabu 20 Sep 2023 21:35 WIB

Malaysia Kutuk Keras Penyerbuan Al Aqsa oleh Ekstrimis Pemukim Yahudi

Arab Saudi juga mengutuk aksi penyerbuan ke Al Aqsa.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Seorang perempuan membaca Alquran dengan latar belakang Dome of Rock, kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina.
Foto: republika
Seorang perempuan membaca Alquran dengan latar belakang Dome of Rock, kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia mengutuk keras penyerbuan Masjid Al Aqsa oleh ekstremis pemukim Israel akhir pekan lalu, yang juga menyerang jamaah Palestina di salah satu pintu masuk ke kompleks masjid di Yerusalem Timur, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia.

Dalam sebuah pernyataan Rabu (20/9/2023), Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan bahwa serangan terhadap para jamaah umat Islam merupakan tindakan provokasi yang disengaja. Ini pelanggaran yang mencolok terhadap kesucian tempat-tempat suci, yang jelas-jelas bertujuan untuk menantang status historis dan hukum Yerusalem dan Al Haram Al Sharif.

Baca Juga

"Oleh karena itu, Malaysia menyerukan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk memenuhi tanggung jawab yang dimandatkan untuk meminta pertanggungjawaban rezim Israel atas tindakan agresi yang terus berlanjut terhadap kemanusiaan dan secara terang-terangan mengabaikan prinsip-prinsip hukum internasional yang tak terhitung jumlahnya."

"Semua tindakan provokasi dan kekerasan harus segera dihentikan demi kepentingan perdamaian dan keamanan. Tidak boleh ada perlakuan yang tidak proporsional dalam menangani konflik ini," demikian pernyataan tersebut seperti dilansir kantor berita WAFA.

Masyarakat internasional tidak dapat terus mengabaikan serangan Israel yang terus menerus dan kebijakan apartheid terhadap hak-hak dasar, kehidupan, mata pencaharian, dan martabat rakyat Palestina dari semua agama di tanah mereka sendiri.

Malaysia terus berdiri teguh dengan posisi prinsipil bahwa Palestina berhak atas negara merdeka dan berdaulat mereka sendiri berdasarkan perbatasan pra-1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, tambah pernyataan itu.

Insiden tersebut terjadi ketika pasukan keamanan Israel mengusir jamaah dari masjid dan menolak akses bagi warga Palestina yang berusia di bawah 50 tahun untuk membuka jalan bagi para pemukim Israel pada Rosh Hashanah, tahun baru Yahudi, menurut laporan media internasional.

Para pemukim Israel semakin berani, karena mereka ditemani dan dilindungi oleh pasukan keamanan Israel. Mereka yang semakin intensif kemudian melakukan serbuan provokatif ke dalam masjid.

Banyak negara telah mengutuk tindakan provokatif tersebut termasuk Arab Saudi, yang mengecam penyerbuan masjid oleh sekelompok ekstremis di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel, tambah laporan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement