Sejumlah pejabat AS menyatakan terobosoan menuju normalisasi Saudi-Israel masih jauh tetapi mereka melihat potensi keuntungan besar atas kesepakatan besar di kawasan ini. Di antaranya, menghapus kemungkinan konflik Arab-Israel.
Selain itu memperkuat sekutu untuk menahan pengaruh Iran serta proyek belt and road Cina di wilayah Teluk. Biden juga akan memperoleh poin dari normalisasi hubungan Saudi-Israel sebagai amunisi Pilpres 2024 pada November. Memungkikan dia terpilih lagi.
Meski demikian, ada tantangan yang harus dihadapi AS, terutama untuk memenuhi keinginan MBS. Ia menghendaki jaminan AS memberikan perlindungan jika Saudi diserang, juga menginginkan senjata canggih dan bantuan pengembangan nuklir sipil.
Namun, peningkatan jaminan dan hubungan keamanan Saudi-AS bakal menghadapi jalan terjal. Ada kemungkinan Kongres AS akan menentangnya karena mereka selama ini bersikap kritis terhadap MBS terkait kasus pembunuhan jurnalis AS, Jamal Khashoggi 2018.
Kongres memandang miring pula campur tangan Riyadh dalam konflik bersenjata yang terjadi di Yaman. Saudi, salah satu penghasil minyak terbesar dunia, dianggap menjadi pemicu kenaikan harga minyak dengan memangkas produksi mereka.
Kepada Israel, MBS mensyaratkan konsesi signifikan bagi Palestina, yakni kemerdekaan negara tersebut. Biden mendorong hal yang sama tetapi pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tampak tak memberikan kemungkinan untuk itu terjadi.