Monika mengatakan penjaga perbatasan Azerbaijan mengidentifikasi Hayk sebagai seorang tentara di pos pemeriksaan. Tetapi membiarkan mereka lewat setelah memeriksa senjata di mobil. Ketika ditanya siapa yang mereka yakini bertanggung jawab atas bencana tersebut, keluarga tersebut mengatakan, Rusia bertanggung jawab atas kekacauan ini.
“Saya tidak banyak bicara tentang Azeri. Banyak yang ingin saya katakan tentang Rusia," kata Monika.
Alaverdyan dan Monika menyalahkan tindakan kontingen penjaga perdamaian Rusia, dengan jumlah 2.000 orang yang dikerahkan ke Karabakh setelah perang antara Azerbaijan dan Armenia pada 2020. Mereka mengatakan, sebelum konflik, mereka mempunyai perasaan hangat terhadap Rusia dan pernah belajar di sekolah berbahasa Rusia.
Alaverdyan dan Monika mengatakan, Rusia meminta suap untuk membawa warga sipil keluar dari Karabakh selama blokade. Namun pernyataan tersebut yang tidak dapat diverifikasi kebenarannya.
“Tentu saja itu salah mereka (Rusia). Ketika mereka datang pada 2020, kami pikir mereka akan melindungi kami," ujar Monika.
Orang-orang Armenia yang beragama Kristen secara historis mengandalkan Moskow untuk melindungi mereka dari tetangga mereka yang sebagian besar beragama Islam dan Turki. Pada Senin (25/9/2023), juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Rusia masih menganggap Armenia sebagai sekutunya. Tetapi Peskov menolak upaya Armenia untuk menyalahkan Moskow atas situasi di Karabakh.
"Rusia akan berupaya memastikan hak-hak etnis Armenia di Karabakh dihormati," ujar Peskov.