REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman menandatangani surat komitmen dengan Israel untuk membeli sistem pertahanan rudal Arrow-3 senilai hampir empat miliar euro. Kesepakatan ini disampaikan oleh menteri pertahanan kedua negara dalam konferensi pers bersama pada Kamis (28/9/2023).
Kesepakatan itu merupakan penjualan pertahanan terbesar yang pernah dilakukan Israel. Pasokan persenjataan yang meningkat di Eropa tidak dipungkiri akibat respons terhadap perang Rusia di Ukraina.
Pembelian tersebut akan dibiayai dari dana militer khusus sebesar 100 miliar euro yang disetujui pemerintah Jerman tahun lalu sebagai reaksi terhadap serangan Rusia terhadap Ukraina. Sistem Arrow-3 yang dirancang untuk mencegat rudal balistik di luar atmosfer bumi diperkirakan akan dikirimkan mulai kuartal keempat pada 2025.
Pembelian ini pada Agustus lalu telah diumumkan lebih dulu oleh pemerintah Israel. Kesepakatan ini dapat dilakukan setelah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) memberi lampu hijau pada pejabat pertahanan Israel. Persetujuan dari AS diperlukan karena sistem pertahanan tersebut merupakan proyek bersama antara Badan Pertahanan Rudal AS dan Organisasi Pertahanan Rudal Israel, yang dipimpin oleh kontraktor lokal Israel Aerospace Industries.
Kementerian Pertahanan Israel mengatakan pada Agustus, kesepakatan ini diharapkan mendorong ekspor pertahanan Israel ke rekor baru. Menyusul total ekspor tahun lalu sebesar 12,5 dolar miliar. “Arrow 3 adalah sistem terobosan paling canggih dari jenisnya di dunia, serta melipatgandakan kekuatan pertahanan udara Israel, segera juga di Eropa,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
Sistem ini mulai diproduksi untuk dijual setelah ujicoba pada Desember 2015.