Sabtu 07 Oct 2023 13:35 WIB

Seluk Beluk Hadiah Nobel

Pengumuman Hadiah Nobel 2023 hampir berakhir

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Yayasan Nobel (Nobel Foundation) digelar pada 2-9 Oktober 2023
Foto:

Hadiah emas dan kemuliaan

Salah satu alasan mengapa hadiah Nobel begitu terkenal adalah karena hadiahnya berupa uang tunai dalam jumlah besar. Pengelola penghargaan Nobel Foundation menaikkan hadiah uang sebesar 10 persen tahun ini menjadi 11 juta kronor atau sekitar satu juta dolar AS.

Selain uang, para pemenang menerima medali emas 18 karat dan diploma ketika mengumpulkan Hadiah Nobel pada upacara penghargaan pada Desember. Kebanyakan pemenang merasa bangga dan rendah hati karena bergabung dengan jajaran penerima Nobel, mulai dari Albert Einstein hingga Bunda Teresa.

Tapi terdapat dua pemenang menolak Hadiah Nobel, yaitu penulis Prancis Jean-Paul Sartre dan politisi Vietnam Le Duc Tho. Jean-Paul Sartre yang menolak hadiah sastra pada 1964, sedangkan Le Duc Tho menolak hadiah perdamaian yang seharusnya diterima bersama diplomat AS Henry Kissinger pada 1973.

Beberapa orang lainnya tidak dapat menerima penghargaan tersebut karena dipenjara, seperti aktivis pro-demokrasi Belarusia Ales Bialiatski. Dia berbagi hadiah perdamaian tahun lalu dengan kelompok hak asasi manusia di Ukraina dan Rusia.

Kurangnya keberagaman

Secara historis, sebagian besar pemenang Hadiah Nobel adalah orang kulit putih. Meskipun hal ini mulai berubah, masih terdapat sedikit keragaman di antara para pemenang Nobel, khususnya dalam kategori sains.

Dengan pengumuman pada Jumat (6/10/2023), 63 perempuan telah memenangkan Hadiah Nobel, termasuk 27 di kategori ilmiah. Hanya lima perempuan yang memenangkan penghargaan fisika dan hanya dua perempuan yang memenangkan hadiah ekonomi.

Pada masa-masa awal Hadiah Nobel, kurangnya keberagaman di antara para pemenang dapat dijelaskan oleh kurangnya keberagaman di kalangan ilmuwan pada umumnya. Namun saat ini, para kritikus mengatakan, para juri perlu bekerja lebih baik dalam menyoroti penemuan-penemuan yang dibuat oleh perempuan dan ilmuwan di luar Eropa dan Amerika Utara.

Komite penghargaan mengatakan, keputusan yang diberikan didasarkan pada prestasi ilmiah, bukan gender, kebangsaan, atau ras. Namun, mereka tidak tuli terhadap kritik tersebut.  Lima tahun lalu, kepala Royal Swedish Academy of Sciences mengatakan, pihaknya mulai meminta badan-badan pencalonan untuk memastikan tidak mengabaikan perempuan atau orang dari etnis atau kebangsaan lain dalam pencalonannya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement