Selasa 24 Oct 2023 08:10 WIB

Konvoi Bantuan Kemanusiaan Terus Memasuki Jalur Gaza

Konvoi ketiga bantuan ke Gaza membawa bahan makanan, air, obat dan pasokan medis.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Truk yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza melintasi gerbang perbatasan Rafah, di Rafah, Mesir, Sabtu (21/10/2023).
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Truk yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza melintasi gerbang perbatasan Rafah, di Rafah, Mesir, Sabtu (21/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Konvoi bantuan kemanusiaan secara berangsur terus memasuki Jalur Gaza. Konvoi ketiga yang terdiri 20 truk pengangkut bantuan melintasi gerbang penyeberangan Rafah ke Gaza pada Senin (23/10/2023).

“20 truk yang membawa bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza melalui penyeberangan Rafah,” kata Juru Bicara Palestina Wael Abu Mohsen, dikutip laman Middle East Monitor.

Baca Juga

Kantor berita Mesir, MENA, mengonfirmasi bahwa konvoi ketiga dari truk pengangkut bantuan memasuki terminal menuju Gaza. MENA mengatakan truk-truk tersebut memuat bahan makanan, air, obat-obatan dan pasokan medis lainnya. “10 truk bantuan lainnya sedang dipersiapkan,” kata MENA.

Konvoi bantuan pertama yang terdiri dari 20 truk memasuki Gaza pada Sabtu (21/10/2023) lalu melalui jalur penyeberangan Rafah. Rombongan truk tersebut membawa bantuan makanan, air, dan medis. Sementara konvoi bantuan kedua yang terdiri dari 14 truk memasuki Gaza pada Ahad (22/10/2023).

PBB mengatakan Jalur Gaza membutuhkan sekitar 100 truk bantuan setiap hari untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan kemanusiaan di sana. Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan, stok bahan bakar yang dimiliki lembaganya di Jalur Gaza hanya tersisa untuk tiga hari.

Jika Israel belum mengizinkan pasokan bahan bakar memasuki Gaza, situasi kemanusiaan yang sudah parah di wilayah tersebut akan semakin memburuk. “Dalam tiga hari, UNRWA akan kehabisan bahan bakar, yang sangat penting bagi respons kemanusiaan kami di Jalur Gaza,” kata Lazzarini dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Palestina, Senin lalu.

“Tanpa bahan bakar, tidak akan ada air, tidak akan ada rumah sakit dan toko roti yang berfungsi. Tanpa bahan bakar, bantuan tidak akan menjangkau banyak warga sipil yang sangat membutuhkan. Tanpa bahan bakar, tidak akan ada bantuan kemanusiaan. Tidak ada bahan bakar yang akan semakin mencekik anak-anak, perempuan dan masyarakat Gaza,” tambah Lazzarini.

Dia mengingatkan, UNRWA adalah aktor kemanusiaan di Jalur Gaza. Lazzarini menekankan, tanpa bahan bakar, UNRWA bakal mengecewakan masyarakat Gaza yang kebutuhannya terus meningkat setiap saat.

Sejak 7 Oktober 2023 lalu, Israel membombardir Gaza dengan serangan udara. Agresi tersebut dilakukan sebagai respons atas serangan dan operasi infiltrasi Hamas ke wilayah Israel. Dalam serangan dan operasi tersebut, setidaknya 1.400 warga Israel telah dilaporkan tewas.

Sementara serangan Israel ke Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama 16 hari telah membunuh sedikitnya 5.087 jiwa, termasuk di dalamnya 2.055 anak-anak. Sedangkan korban luka melampaui 15 ribu orang. Serangan Israel juga telah menyebabkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement