REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI — Raja Charles III berada di Kenya untuk kunjungan empat hari. Ini menjadi kunjungan kenegaraan pertamanya ke negara Persemakmuran sebagai raja.
Raja dan Ratu Camilla mendarat di Bandara Internasional Jomo Kenyatta pada Senin (30/10/2023) malam. Pasangan kerajaan tersebut diterima oleh Perdana Menteri Kabinet Kenya dan Menteri Luar Negeri Musalia Mudavadi serta Komisaris Tinggi Inggris untuk Kenya Neil Wigan.
Pada Selasa (31/10/2023) pagi, upacara penyambutan oleh Presiden Kenya William Ruto direncanakan di Gedung Negara.
Kenya merayakan ulang tahun kemerdekaan ke-60 dari Inggris pada tahun ini. Kedua negara telah menjalin hubungan dekat sejak kemerdekaan, meskipun perjuangan panjang melawan pemerintahan kolonial Inggris telah menewaskan ribuan warga Kenya.
Pemerintah kolonial Inggris melakukan eksekusi dan penahanan tanpa pengadilan ketika mereka berusaha memadamkan pemberontakan, dan ribuan warga Kenya mengatakan bahwa mereka dipukuli dan diserang secara seksual oleh agen pemerintah.
Komisi Tinggi Inggris mengatakan Charles akan “bertemu dengan para veteran dan memberikan restunya terhadap upaya Komisi Korban Perang Negara Persemakmuran untuk memastikan warga Kenya dan Afrika yang mendukung upaya Inggris dalam Perang Dunia mendapat penghargaan yang layak.”
Charles juga berencana mengunjungi Taman Nasional Nairobi dan bertemu dengan aktivis lingkungan Wanjira Mathai, putri mendiang peraih Nobel Wangari Maathai, untuk menegaskan komitmennya terhadap perlindungan lingkungan.
Keluarga kerajaan Inggris memiliki hubungan lama dengan Afrika. Pada tahun 1947, calon ratu menjanjikan pengabdian seumur hidup kepada Inggris dan Persemakmuran dalam pidatonya dari Afrika Selatan pada ulang tahunnya yang ke-21.
Lima tahun kemudian, Elizabeth dan mendiang suaminya Pangeran Philip mengunjungi Taman Nasional Aberdare di Kenya ketika mereka mengetahui bahwa ayahnya telah meninggal dan dia telah menjadi ratu.