Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Christian Lindmeier mengatakan, pihaknya tidak mengirimkan bantuan lebih lanjut ke rumah sakit di Gaza utara sejak 24 Oktober. Keputusan ini terpaksa diambil dengan alasan kurangnya jaminan keamanan.
Lindmeier mengatakan, telah terjadi 82 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza sejak konflik dimulai pada 7 Oktober, dengan 491 orang meninggal dalam serangan tersebut, termasuk 16 petugas kesehatan yang bertugas. Sebanyak 28 ambulans rusak atau hancur.
Sumber keamanan Mesir dan pejabat perbatasan Palestina mengatakan, ada rencana untuk membawa pengungsi keluar dari Gaza untuk mendapatkan perawatan di Mesir. Direktur media penyeberangan perbatasan Rafah Wael Abu Mohsen mengonfirmasi bahwa penyeberangan tersebut memang akan dibuka.
Mesir menyatakan sedang membangun rumah sakit lapangan di dekat perbatasannya dengan Jalur Gaza. “Direktorat Kesehatan di Sinai Utara bekerja dengan kapasitas penuh untuk mendirikan rumah sakit lapangan bagi warga Palestina yang terluka saat mereka masuk ke Mesir,” kata surat kabar milik pemerintah Mesir Al-Ahram.
Sekretaris Jenderal Gubernur Sinai Utara Osama al-Ghandour mengatakan, sebanyak tiga tempat telah dialokasikan untuk menampung mereka yang mendampingi korban luka di kota Sheikh Zuweid dan Arish di Sinai. Saluran media yang dikelola pemerintah Extra News mengonfirmasi bahwa penyelesaian akhir sedang dilakukan di rumah sakit lapangan.