Jumat 03 Nov 2023 03:15 WIB

Netanyahu, Dalang Pembantaian Bereputasi Sadis

Warisan Netanyahu adalah kegagalan di Israel dan penjahat perang di mata dunia

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Warisan PM Benjamin Netanyahu adalah kegagalan mencegah Hamas menyerang Israel dan penjahat perang di mata dunia
Foto: AP Photo/Abir Sultan
Warisan PM Benjamin Netanyahu adalah kegagalan mencegah Hamas menyerang Israel dan penjahat perang di mata dunia

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri (PM), Benjamin Netanyahu, merupakan pemimpin Israel yang paling lama menjabat. Tercatat ia berkuasa selama lebih dari 16 tahun, sejak 2009 hingga 2021, dan terpilih lagi pada awal 2023. Netanyahu membangun reputasi sadisnya sebagai elang keamanan Israel. Ia pernah mengabdi di unit pasukan khusus elite yang melakukan beberapa penyelamatan sandera paling berani di Israel.

Namun, warisannya yang akan paling diingat warga Israel sebagai pemimpin terlama di awal abad ke-21 adalah kegagalannya menjaga keamanan di Israel selatan yang berbatasan dengan Gaza pada insiden 7 Oktober 2023. Ini menjadi tragedi terburuk yang pernah dialami Israel di abad ke-21.

Baca Juga

Sementara warisan Netanyahu yang akan paling dikenang dunia, khususnya dunia Arab-Palestina dan Islam adalah kejahatan perang di Gaza. Pengepungan, pengeboman dan penghancuran hingga blokade Gaza, yang berujung pembantaian lebih dari 8000an warga Palestina, baik di Gaza maupun di Tepi Barat.

Bagi warga Israel, Netanyahu dianggap pihak yang paling bertanggung jawab atas nasib lebih dari 200 sandera warga Israel, yang disandera oleh kelompok pejuang Hamas. Netanyahu juga dianggap bertanggung jawab atas lemahnya keamanan Israel.

Skala pembunuhan yang diciptakan Netanyahu, dianggap telah membuat kisah-kisah trauma dan gambar-gambar kekerasan yang muncul dari komunitas Israel selatan dan warga Palestina di Gaza. Kini dalam masa jabatan keenamnya sebagai perdana menteri, Netanyahu mengepalai salah satu koalisi politik sayap kanan paling ekstrem dan rasis di Israel.

Netanyahu menolak untuk bertanggung jawab, dan hanya mengatakan bahwa setiap orang harus menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit ketika perang dengan Hamas berakhir. Dalam salah satu konferensi pers yang jarang dilakukannya, dia menjawab pertanyaan soal pengunduran dirinya karena gagal mengamankan Israel.

Namun, suasana negara telah berubah, menurut jajak pendapat yang mensurvei kelompok mayoritas besar di Israel, mereka menyalahkan Netanyahu. Hal ini, didukung oleh gambar-gambar para menteri kabinet yang dilecehkan di depan umum ketika mereka keluar dari mobil dinas mereka.

Sebuah jajak pendapat surat kabar Maariv pada 18-19 Oktober 2023, menunjukkan perbandingan mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz, seorang kepala partai oposisi sentris dalam pemerintahan persatuan yang baru dibentuk. Ia dipilih sebagai perdana menteri oleh 48 persen responden, dibandingkan dengan hanya 28 persen responden yang memilih Netanyahu.

"Netanyahu akan pergi. Sama seperti para petinggi militer, intelijen dan pejabat GSS (badan intelijen). Karena mereka gagal," tulis surat kabar harian Israel Hayom dalam sebuah editorial minggu ini.

Menghadapi persidangan atas tuduhan korupsi, yang ia sangkal, popularitasnya telah tergerus oleh pertarungan sengit mengenai rencana untuk mengekang kekuasaan Mahkamah Agung, yang membuat ratusan ribu orang Israel turun ke jalan selama berbulan-bulan.

Konsekuensi politik untuk Netanyahu tertunda...

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement