Selasa 07 Nov 2023 06:22 WIB

Banjir di Somalia Paksa 113 Ribu Orang Mengungsi

Pemerintah Somalia menetapkan masa darurat banjir.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Banjir di Somalia memaksa lebih dari 113 ribu orang mengungsi. . Ilustrasi.
Foto: EPA
Banjir di Somalia memaksa lebih dari 113 ribu orang mengungsi. . Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan banjir yang disebabkan hujan lebat di sebagian besar Somalia memaksa lebih dari 113 ribu orang mengungsi. Sementara terdapat ratusan ribu lainnya yang mengalami "dampak sementara".

Di media sosial X, Senin (6/11/2023) Badan Penanggulangan Bencana Somalia mengatakan sekitar 10 orang tewas usai hujan. Pemerintah Somalia juga menetapkan masa darurat.

Baca Juga

PBB mengatakan hujan mengguyur negara Tanduk Afrika yang mengalami kekeringan terburuk dalam empat dekade. Situasi juga diperparah kekerasan dan kenaikan harga pangan akibat perang di Ukraina.

OCHA mengatakan musim penghujan Oktober sampai Desember turun dengan deras di Puntland, Galmudug, South West, negara bagian Hirshabelle dan di daerah sepanjang sungai Juba di Negara Bagian Jubbaland.

El Nino merupakan fenomena iklim alami dimana permukaan air di Pasifik tengah dan timur menjadi sangat hangat dan menyebabkan perubahan pola cuaca di seluruh dunia.

“Lebih dari 706.100 orang terkena dampak sementara, dengan lebih dari 113.690 orang mengungsi sementara dari rumah mereka di seluruh negeri,” kata OCHA dalam laporan terbarunya.

OCHA menambahkan Negara Southwest dan Jubbaland adalah negara bagian yang paling dampaknya. Dengan total sekitar 536.608 orang terkena dampak.

Warga wilayah Lower Shabelle, Amina Mohamed Bobshe mengatakan hujan turun dengan deras selama lima hari dan banjir yang diakibatkannya memaksanya mengungsi ke kamp pengungsi di luar ibu kota Mogadishu.

"Kami menderita. Hal-hal kecil yang kami miliki tersapu oleh hujan. Pagi ini, saya melewatkan secangkir teh untuk anak-anak. Tolong bantu kami segera," kata Bobshe.

OCHA mengatakan di daerah Luuq di wilayah Gedo barat daya, sekitar 2.400 orang terjebak banjir. Kantor itu menambahkan langkah-langkah sedang diambil untuk menyelamatkan mereka.

OCHA mengatakan sebanyak 14.000 keluarga lainnya telah terputus dari kota utama di Baardhere. Awal tahun ini, banjir memaksa seperempat juta orang meninggalkan rumah mereka setelah sungai Shabelle di Somalia tengah meluap dan menenggelamkan kota Beledweyne.

Badan-badan bantuan dan ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim salah satu faktor utama yang mempercepat keadaan darurat kemanusiaan, sementara mereka yang terkena dampak adalah kelompok yang paling tidak bertanggung jawab atas emisi CO2.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement