REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Kantor berita aktivisme, HRANA melaporkan peraih hadiah Nobel perdamaian Narges Mohammadi mulai aksi mogok makan. Langkah ini sebagai protes apa yang menurutnya kegagalan penjara memberinya akses ke perawatan medis.
Aktivis perempuan Iran ini memenangkan hadiah Nobel pada 6 Oktober lalu. Ia menentang penguasa teokrasi Iran yang menuduh komite Nobel ikut campur dan mempolitisisasi isu hak asasi manusia.
HRANA mengatakan pihak berwenang tidak mengizinkan wanita berusia 51 tahun itu pergi ke rumah sakit untuk menjalani perawatan jantung dan paru-paru pekan lalu karena ia menolak mengenakan jilbab yang diwajibkan untuk kunjungan tersebut. Kantor berita tersebut tidak menyebutkan sumbernya.
Pihak kehakiman Iran tidak segera menanggapi permintaan komentar. "Mohammadi melakukan mogok makan untuk memprotes kegagalan pihak berwenang dalam memenuhi tuntutannya, termasuk penolakan mereka untuk memindahkannya ke rumah sakit spesialis," HRANA melaporkan, Senin (6/11/2023).
"Perampasan ini terus berlanjut di bawah perintah otoritas penjara," tambah HRANA.
Mohammadi ditangkap lebih dari selusin kali dalam hidupnya. Ini adalah ketiga kalinya ia ditahan di penjara Evin Iran sejak 2012. Dia menjalani beberapa hukuman yang berjumlah sekitar 12 tahun penjara atas tuduhan termasuk menyebarkan propaganda melawan Republik Islam.
"Kami prihatin dengan kondisi fisik dan kesehatan Narges Mohammadi," tulis kampanye Free Narges Mohammadi di media sosial X, yang sebelumnya dikenal dengan nama Twitter.