Ahad 12 Nov 2023 20:47 WIB

Perjuangan Tiga Relawan Indonesia Sekuat Tenaga Membantu Warga Gaza

Ada beberapa momen para relawan Indonesia mengira akan meninggal.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Tim Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia yang berada di Gaza bergerak menyalurkan bantuan tahap awal dari rakyat Indonesia untuk RS Indonesia.
Foto:

“Saya merasa paling takut dan pasrah dengan nasib saya saat itu, karena kami berada di gedung milik penduduk setempat dan, seperti yang kami tahu, militer Israel menghancurkan rumah-rumah warga sipil,” ujar Fikri.

“Tidak ada jaminan keselamatan kami. Hal ini membuat saya merasakan ketakutan yang luar biasa, namun berkat kasih karunia Tuhan, kami terlindungi," ujarnya.

Sebagai hasil dari perjalanan tersebut, Fikri dapat menemukan beberapa perlengkapan medis untuk rumah sakit dan membagikan paket makanan kepada staf medis. Namun sejak serangan peluru dan rudal Israel yang hampir mengenai sasaran tersebut, dia dan para relawan lainnya tetap tinggal di halaman rumah sakit dan tidur di ruang dokter.

“Trauma yang kami alami sangat besar, tetapi jika kami tetap berada di rumah sakit, saya merasa aman karena militer Israel belum menyerang rumah sakit secara langsung. Area di sekitar rumah sakit terus-menerus dibombardir dan ketika itu terjadi, saya merasakan ketakutan yang sangat manusiawi,” kata Fikri.

Dalam sepekan terakhir, kawasan di sekitar RS Indonesia dan rumah sakit lain di Jalur Gaza menjadi sasaran intensifikasi bombardir Israel. Tank-tank Israel mendekat, mengepung fasilitas medis tempat puluhan ribu pengungsi Palestina mencari perlindungan ketika pemboman Israel meratakan seluruh lingkungan di Gaza. Lebih dari 11 ribu orang kini telah terbunuh di wilayah tersebut.

Pada 2011, MER-C menggalang donasi untuk membangun Rumah Sakit Indonesia, yang diresmikan secara resmi pada 2016 oleh Wakil Presiden Indonesia saat itu Jusuf Kalla. Staf MER-C secara teknis adalah relawan kemanusiaan medis.

Kini salah satu peran utama mereka adalah mendokumentasikan orang sakit dan terluka yang datang ke rumah sakit dan memantau serangan di sekitar fasilitas tersebut. Fikti dan rekan-rekannya juga membantu perawatan medis, terutama ketika situasi terus memburuk dan dokter di rumah sakit dibanjiri pasien dari daerah sekitar.

“Pada Rabu pekan lalu, saat pasien dilarikan ke rumah sakit, kami membantu mengobati luka ringan karena jumlah dokter tidak cukup untuk menangani seluruh pasien,” ujar Fikri.

Meskipun Indonesia telah berupaya mengevakuasi beberapa warga negaranya di Gaza, Fikri dan kedua kawannya memutuskan untuk tetap tinggal. “Kami berharap dapat terus membantu warga Gaza untuk mendapatkan bahan bakar, makanan, dan obat-obatan, serta merawat mereka di Rumah Sakit Indonesia. Itu adalah motivasi kami untuk terus maju," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement