Senin 27 Nov 2023 12:27 WIB

Cina Bantah Lonjakan Penyakit Pernapasan di Negaranya Dipicu Virus Baru

Cina bantah lonjakan kasus penyakit pernapasan karena adanya virus baru

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Cina membantah lonjakan kasus penyakit pernapasan disebabkan oleh adanya virus baru.
Foto:

Awal bulan ini otoritas Cina mengatakan peningkatan penyakit pernapasan yang sedang berlangsung saat ini merupakan efek dari pencabutan pembatasan sosial terkait pencegahan penularan Covid-19. Sejumlah negara lain memang turut mengalami lonjakan pernapasan seperti RSV ketika mereka mencabut seluruh pembatasan sosial Covid-19.

WHO mengatakan, pada Kamis (23/11/2023) pekan lalu, pejabat kesehatan Cina telah memberikan data yang mereka minta terkait peningkatan kasus penyakit pernapasan terbaru melalui telekonferensi. Data tersebut menunjukkan lonjakan jumlah anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena penyakit termasuk infeksi bakteri, RSV, influenza, dan virus flu biasa sejak Oktober.

Menurut WHO, pejabat Cina mengeklaim bahwa lonjakan pasien tidak membebani rumah sakit di negara mereka. WHO sebenarnya jarang sekali secara terbuka meminta informasi terperinci dari suatu negara. Permintaan seperti itu biasanya dilakukan secara internal.

WHO mengatakan saat ini informasi yang tersedia terlalu sedikit untuk menilai dengan tepat risiko kasus penyakit pernapasan pada anak-anak yang dilaporkan di Negeri Tirai Bambu. Oleh sebab itu, WHO mengatakan pihaknya meminta data lebih lanjut dari Cina melalui mekanisme hukum internasional.

Menurut laporan internal di Cina, lonjakan kasus penyakit pernapasan saat ini telah membanjiri beberapa rumah sakit di wilayah utara negara tersebut, termasuk di Beijing. Otoritas kesehatan telah meminta masyarakat untuk membawa anak-anak dengan gejala yang tidak terlalu parah ke klinik dan fasilitas lainnya.

Baik Cina maupun WHO telah dituduh kurang transparan dalam laporan awal mereka mengenai pandemi Covid-19. Virus SARS-Cov-2 yang memicu Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, Cina, pada Desember 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement