Selasa 05 Dec 2023 20:33 WIB

Gereja di Betlehem Buat Dekorasi Natal dari Puing-puing

Serangan Israel terhadap Gaza telah mematikan semangat Natal.

Sebuah gereja di kota bersejarah Betlehem di Tepi Barat membuat dekorasi Natal tahun ini menggunakan puing
Foto: Anadolu
Sebuah gereja di kota bersejarah Betlehem di Tepi Barat membuat dekorasi Natal tahun ini menggunakan puing

REPUBLIKA.CO.ID, BETLEHEM -- Sebuah gereja di kota bersejarah Betlehem di Tepi Barat membuat dekorasi Natal tahun ini menggunakan puing alih-alih pohon Natal sebagai reaksi atas serangan Israel di Gaza.

"Saat genosida terjadi atas warga kami di Gaza, kami tidak bisa merayakan kelahiran Yesus Kristus tahun ini dengan cara apapun. Kami merasa tidak ingin merayakannya,” kata pendeta Munzir Ishak dari Gereja Evangelical Lutheran Christmas di Betlehem kepada Anadolu.

Baca Juga

Sementara jalan-jalan di negara-negara mayoritas Kristen didekorasi meriah dan kota-kota dipenuhi cahaya selama Natal, gereja-gereja di wilayah Palestina yang diduduki menahan diri dari kegiatan perayaan yang berlebihan, membatasi perayaan Natal hanya pada doa dan ritual sakral. Oleh karena itu, alih-alih mendekorasi pohon Natal tahun ini, gereja tersebut memilih dekorasi yang terbuat dari puing-puing yang melambangkan kehancuran di Gaza.

Dekorasi tersebut adalah gundukan yang terbuat dari potongan beton di sekitar pohon zaitun, dan di tengah gundukan ditempatkan mainan bayi untuk mengingatkan bayi yang terperangkap di bawah puing-puing. Di sekitar puing-puing itu, disusun pula cabang pohon yang patah, beberapa patung dan lilin-lilin.

Ishak mengatakan memasang dekorasi puing alih-alih pohon Natal di Gereja adalah pesan bagi mereka sendiri dan dunia.

"Pesan kami kepada diri kami sendiri adalah: Tuhan bersama kami dalam kesakitan. Kristus lahir dalam solidaritas dengan mereka yang kesakitan dan menderita. Tuhan menyertai mereka yang tertindas,” katanya.

"Kedua, kami ingin menyampaikan pesan kepada gereja di seluruh dunia: 'Sayangnya, Natal di Palestina seperti ini. 'Baik Kristen maupun Muslim, inilah keadaan yang kami jalani di Palestina," ujar Ishak.

"Kita dihadapkan pada perang genosida yang menargetkan seluruh warga Palestina. Sayangnya, ketika kita memikirkan kelahiran Bayi Kristus, kita memikirkan bayi-bayi yang dibunuh secara brutal di Gaza,” tambahnya.

Pemuka agama Kristen itu menyoroti bahwa serangan Israel terhadap Gaza telah “mematikan semangat Natal.”

Umat Kristen di seluruh dunia mengunjungi kota Betlehem pada akhir Desember setiap tahun untuk merayakan Natal, meyakini bahwa kota itu merupakan tempat Yesus lahir.

Para pengunjung Kota Betlehem datang ke Gereja Nativity, yang dibangun di atas sebuah gua yang diyakini sebagai tempat Perawan Maria melahirkan Yesus Kristus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement