REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal komersial Galaxy Leader, yang disita oleh kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman bulan lalu, telah diubah menjadi daya tarik wisata. Puluhan warga Yaman berkumpul untuk melakukan tur di lepas pantai pelabuhan al-Salif di Laut Merah yang dikuasai Houthi, tempat kapal tersebut berlabuh.
Dilaporkan Alarabiya, Rabu (6/12/2023), Houthi mempersilakan pengunjung untuk menaiki kapal komersial itu. Untuk menuju kapal Galaxy Leader, pengunjung harus menaiki perahu nelayan kecil terlebih dahulu.
Pengunjung hanya diperbolehkan berkeliling ke geladak kapal. Bendera AS dan Israel yang berukuran besar dibentangkan di lantai geladak. Banyak pengunjung memanfaatkan kesempatan itu dengan mengambil foto selfie di geladak kapal.
Lagu-lagu moral Houthi diputar melalui pengeras suara yang dipasang di menara kapal. Petugas media Houthi, Sameer al-Rabit, mengatakan kapal itu telah berubah menjadi objek wisata.
🇾🇪🇮🇱 The Yemenis have turned the captured Israeli ship into a tourist attraction
Visitors are seen dancing, smoking waterpipes, and chilling on the ship. pic.twitter.com/7Nv7kGtw1k
— Megatron (@Megatron_ron) December 6, 2023
Pada November, milisi Houthi menyita sebuah kapal kargo yang terkait dengan Israel di rute pelayaran penting Laut Merah dan menyandera 25 awaknya. Houthi membajak Galaxy Leader karena kapal itu memiliki keterkaitan dengan Israel. Houthi bertekad akan terus menargetkan kapal-kapal di perairan internasional yang terkait atau dimiliki oleh Israel hingga pengeboman Zionis di Gaza berakhir.
“Semua kapal milik musuh Israel atau yang berurusan dengannya akan menjadi sasaran yang sah,” kata pernyataan Houthi.
Kepala perunding dan juru bicara Houthi, Mohammed Abdul-Salam mengatakan, Israel hanya memahami bahasa kekerasan. “Penahanan kapal Israel merupakan langkah praktis yang membuktikan keseriusan angkatan bersenjata Yaman dalam melancarkan pertempuran laut, apapun biaya dan kerugiannya. Ini adalah awalnya," kata Abdul-Salam.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyalahkan Houthi atas serangan terhadap Galaxy Leader berbendera Bahama. Galaxy Leader adalah kapal pengangkut kendaraan yang berafiliasi dengan miliarder Israel. Sebanyak 25 awak kapal yang ditahan memiliki beragam kewarganegaraan, termasuk Bulgaria, Filipina, Meksiko, dan Ukraina. Namun tidak ada warga Israel yang berada di kapal tersebut. Houthi mengizinkan awak kapal Galaxy Leader yang disandera melakukan kontak sederhana dengan keluarga mereka.
Pada sesi pertemuan badan tertinggi badan pelayaran PBB pada Senin (6/12/2023), Amerika Serikat, Bahama dan Jepang menyerukan pembebasan tanpa syarat atas Galaxy Leader dan awaknya. Delegasi Jepang mengatakan kepada sidang Organisasi Maritim Internasional bahwa mereka mengutuk keras tindakan yang mengancam keselamatan dan kebebasan navigasi di wilayah tersebut.
Kantor Netanyahu mengutuk penyitaan itu sebagai tindakan teror Iran. Militer Israel menyebut pembajakan tersebut sebagai insiden yang sangat serius dan berdampak global.
Para pejabat Israel mengatakan, kapal itu milik Inggris dan disewa oleh Nippon Yusen dari Jepang. Namun, rincian kepemilikan dalam database pelayaran publik mengaitkan pemilik kapal dengan Ray Car Carriers, yang didirikan oleh Abraham “Rami” Ungar, yang dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Israel.
Ungar mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia mengetahui kejadian tersebut tetapi tidak dapat berkomentar karena dia menunggu rincian lebih lanjut. Sebuah kapal yang terkait dengan Ungar mengalami ledakan pada 2021 di Teluk Oman. Pada saat itu, media Israel menyalahkan Iran yang bertanggung jawab atas ledakan.
Dunia pelayaran internasional sangat kompleks....