REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Al Polyansky, menyesalkan atas diamnya negara Barat dan AS terhadap pelanggaran hukum kemanusiaan internasional di Gaza yang dilakukan oleh Israel. Ia juga menyayangkan Barat dan AS mengabaikan fakta Gaza telah berubah menjadi kuburan bagi anak-anak, sebagaimana dikatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
"Negara-negara Barat yang terus mengabaikan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza, lebih memilih untuk mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang Ukraina," kata Wakil Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky.
"Mereka menjaga agar isu Ukraina tetap bertahan di Dewan Keamanan dengan segala cara. Untuk itu, mereka perlu mengumpulkan kita semua di sini sekarang dan seterusnya, bahkan jika itu terlihat sinis dengan negara-negara yang mengabaikan bencana kemanusiaan yang nyata akibat tindakan Israel di Jalur Gaza," katanya dalam sebuah pertemuan tentang situasi di Ukraina.
Menurut diplomat Rusia itu, apa yang disampaikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa Jalur Gaza di genggaman Israel, telah berubah menjadi kuburan bagi anak-anak, seperti angin lalu.
"Dalam logika sesat negara-negara Barat, hal ini bukanlah alasan yang cukup untuk membahas masalah ini di Dewan Keamanan PBB karena hal ini secara politis tidak nyaman dan akan memberikan citra buruk bagi sekutu strategis mereka," kata Polyansky.
Meskipun Barat terus mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Ukraina, pada kenyataannya, "Kenyataannya, mereka (Barat) tidak peduli sedikit pun dengan rakyat Ukraina." "Hal ini terbukti pada bulan April lalu, ketika mereka dengan lancangnya mencegah pemimpin rezim Kiev untuk menandatangani rancangan perjanjian damai dengan Rusia."
"Sekarang, para pejabat Kiev jelas-jelas menendang diri mereka sendiri atas hal ini," kata diplomat Rusia tersebut.