Kamis 07 Dec 2023 14:03 WIB

Epiknya Jabat Tangan Putin dan Pangeran MBS Saat Bertemu

Putin dan Pangeran MBS sumringah bisa bertemu

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) di Riyadh, Rabu (6/12/2023).
Foto: AP Photo/Mikhail Klimentyev
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) di Riyadh, Rabu (6/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) di Riyadh, Rabu (6/12/2023). Salah satu yang menjadi sorotan adalah bahasa tubuh keduanya saat bertemu pertama kali.

Dalam sebuah video, keduanya tampak sumringah bisa bertemu. Keduanya terlihat tertawa sedikit terbahak. Tak lama, Vladimir Putin tampak tersenyum lebar lalu menyambut uluran tangan Pangeran MBS dengan sedikit kencang. Pangeran MBS pun tampak tersenyum ketika keduanya berjabatan tangan. Lalu keduanya berjalan untuk melakukan pertemuan resmi.

Baca Juga

Ada sejumlah agenda yang dibahas, salah satunya tentang perkembangan perang Israel-Palestina. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan, setelah pembicaraan yang melibatkan delegasi, Putin dan Pangeran MBS melakukan pertemuan privat empat mata.

“Putra Mahkota Mohammed dan Presiden Putin melanjutkan pembicaraan privat, dan terdapat makan malam. Keduanya makan malam, di hadapan penerjemah. Di sini saya tidak bisa mengatakan secara pasti apa yang dibicarakan. Namun, secara umum jelas tentu saja ini adalah konflik Israel-Palestina, dan isu-isu internasional sensitif lainnya,” ucap Peskov, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Peskov mengungkapkan, Rusia mengkhawatirkan berlanjutnya agresi Israel ke Jalur Gaza. "Situasi ini menimbulkan kekhawatiran yang mendalam. Tentu saja, semua orang ingin penghentian aktivitas militer terus berlanjut, tetapi kita dapat melihat bahwa situasi kembali ke jalur militer, memperburuk bencana kemanusiaan dramatis yang kita saksikan di Jalur Gaza," katanya.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengungkapkan, sebanyak 883 warga Rusia dari sekitar 1.100 orang yang mengajukan permohonan bantuan untuk mengungsi dari Gaza telah tiba di Rusia. “Setelah dimulainya kembali keluarnya warga asing secara bertahap melalui perbatasan Rafah di Mesir pada 2 Desember, kami berhasil mengeluarkan 135 warga negara Rusia dan Palestina. Informasi ini baru diperoleh kemarin, jadi harap dipahami bahwa angka-angka ini dapat berfluktuasi dalam beberapa jam,” ucapnya pada Rabu lalu.

Dia menambahkan, tim Kementerian Luar Negeri Rusia, Kementerian Darurat Rusia, serta lembaga lainnya memberikan bantuan dalam pergerakan melalui perbatasan dan pengendalian migrasi. Zakharova menyebut, sebanyak 898 warga Rusia dan anggota keluarga Palestina telah dievakuasi dari Jalur Gaza sejak 12 November. Sebanyak 883 dari 1.100 orang yang meminta bantuan sudah tiba di Rusia,” ujarnya.

Menurut Zakharova, misi diplomatik dan para diplomat Rusia terus bekerja sama dengan otoritas Israel, Mesir, dan Palestina untuk mengeluarkan warga negara Rusia serta anggota keluarga Palestina mereka keluar dari Gaza dengan cepat dan aman. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement