Di acara tersebut, Al Maliki mengatakan bahwa komunitas internasional gagal melindungi warga Palestina. “Kita hidup dalam realitas distopia yang mengecualikan warga Palestina dari hak-hak dasar yang paling mendasar yang diberikan kepada seluruh umat manusia,” ucapnya.
Sementara itu, seorang pejabat Israel membantah tudingan Al Maliki tentang kesengajaan Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang di Gaza. “Ini tentu saja tidak senonoh. Tuduhan yang bersifat fitnah dan khayalan,” ujar pejabat tersebut saat diwawancara Reuters.
Pejabat Israel itu mengklaim bahwa negaranya mendorong peningkatan pengiriman makanan ke Gaza dari Rafah, Mesir. Dia menyalahkan kelambanan di area perbatasan Mesir-Gaza sebagai penyebab minimnya bantuan pangan yang memasuki Gaza.
Sejauh ini, agresi Israel ke Gaza telah membunuh sedikitnya 18.800 orang. Lebih dari 14 ribu di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka sudah menembus angka 51 ribu. Jumlah itu dihitung sejak Israel memulai agresinya ke Gaza pada 7 Oktober 2023.