Kamis 28 Dec 2023 20:49 WIB

Mantan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Puji Perlawanan Hamas di Gaza

Hamas telah memperlihatkan kemampuan militer dan politiknya untuk pertahankan Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Tentara Israel keluar dari terowongan yang menurut militer digunakan militan Hamas untuk menyerang penyeberangan Erez di Jalur Gaza utara, Jumat, 15 Desember 2023.
Foto:

Dia berpendapat, walaupun pada akhirnya Israel berhasil menangkap atau membunuh para pemimpin Hamas, kelompok tersebut tidak akan pernah bisa lenyap. “Kelompok ini akan terus ada di pinggir Gaza,” ujarnya.

“Mengingat ini adalah penilaian situasi yang sebenarnya, kita harus bersiap untuk perubahan arah. Saya tahu ini mungkin tidak populer. Dalam suasana hasutan, keberanian dan arogansi yang menjadi ciri perilaku pemerintah dan pemimpinnya, kita tidak boleh segan-segan mengatakan hal-hal yang tidak jelas namun perlu, demi rasa tanggung jawab nasional,” tambah Olmert.

Menurut Olmert, saat ini Israel menghadapi dua pilihan, yakni gencatan senjata dengan kesepakatan yang dapat memulangkan para sandera atau gencatan senjata tanpa kesepakatan pemulangan para sandera. “Penghentian permusuhan ini akan dipaksakan kepada kita oleh sekutu terdekat kita, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman. Mereka tidak lagi mampu menanggung akibat yang harus mereka bayarkan dalam opini publik mengingat kesenjangan antara tidak adanya resolusi militer dan berlanjutnya pertempuran yang menimbulkan kerugian kemanusiaan, yang konsekuensinya tidak akan mereka tanggung,” ucapnya

 

Menurut Pasukan Pertahanan Israel, sebanyak 498 tentara mereka telah tewas dalam pertempuran di Gaza. Sementara itu lebih dari 21 ribu warga Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023 lalu. Sementara korban luka sudah melampaui 52 ribu orang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement