REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepolisian Rusia telah menangkap ribuan migran bermasalah dari seluruh wilayah di negara tersebut selama operasi penggerebekan Malam Tahun Baru. Banyak dari migran yang ditahan menghadapi risiko deportasi.
Sekitar 3.000 migran ditahan di kota terbesar kedua di Rusia, yakni St. Petersburg. Mereka semua menjalani pemeriksaan.
"Ternyata, lebih dari 600 migran berada di Rusia dengan berbagai pelanggaran undang-undang migrasi," kata kantor berita Rusia, RIA, dalam laporannya pada Senin (1/1/2024).
Menurut RIA, lebih dari 100 orang menghadapi deportasi. Di kota Chelyabinsk, badan investigasi utama Rusia, Komite Investigasi, mengatakan pihaknya membuka kasus pidana terhadap tiga migran karena "tindakan hooliganisme" terhadap prajurit Rusia dan istri mereka.
"Kerumunan migran yang mabuk menyerang dua pemuda yang didemobilisasi dari garis depan, seorang tentara dipukul dengan tongkat. Tercatat juga bahwa para migran menghina istri para veteran operasi militer khusus," kata Komite Investigasi Rusia lewat saluran Telegram-nya.