REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI – Finlandia telah memulai pembangunan pagar di wilayah perbatasannya dengan Rusia. Pembangunan itu dilakukan karena Helsinki khawatir Rusia dapat menggunakan arus migran di perbatasan sebagai konsekuensi konflik di Ukraina untuk tujuan politik.
Penjaga Perbatasan Finlandia mengungkapkan, pekerjaan medan telah dimulai pada Selasa (28/2/2023), yakni dengan pembukaan hutan. “Sehingga pembangunan jalan dan pemasangan pagar dapat dimulai pada Maret,” kata mereka dalam sebuah pernyataan, dikutip laman the Guardian.
Finlandia berbagi perbatasan sepanjang 1.300 kilometer dengan Rusia. Untuk proyek saat ini, Finlandia berencana memagari 200 kilometer perbatasannya. Biaya yang disiapkan Helsinki untuk pembangunan pagar yakni sekitar 380 juta euro. Proyek percontohan di perlintasan perbatasan tenggara sepanjang tiga kilometer di Imatra diharapkan selesai pada akhir Juni mendatang.
Pagar yang dibangun Finlandia akan memiliki tinggi tiga meter, dengan kawat berduri di bagian atasnya. Di area-area sensitif, Finlandia akan memasang lampu, pengeras suara, dan kamera pengawas yang dilengkapi teknologi penginderaan malam atau night vision.
Saat ini perbatasan Finlandia hanya dibentengi dengan pagar kayu ringan. Pagar tersebut hanya dirancang untuk mencegah hewan ternak dari kedua negara saling melintas ke sisi berseberangan.
Finlandia dan Swedia kini sudah mengajukan permohonan keanggotaan kepada Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Langkah itu diambil setelah Rusia melancarkan serangan militer ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Dari 30 anggota NATO, 28 di antaranya telah menyetujui aksesi kedua negara ke organisasi pertahanan multilateral yang sudah berdiri sejak 1949 tersebut.
Hanya Turki dan Hongaria yang belum memberi persetujuan atas permohonan keanggotaan Finlandia serta Swedia. Suara bulat dibutuhkan di internal NATO agar Helsinki dan Stockholm bisa masuk serta menjadi anggota di organisasi tersebut.
Penolakan Turki atas masuknya Swedia dan Finlandia ke NATO terkait dengan kebijakan kedua negara atas kelompok milisi Kurdi, seperti Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Ankara menuding Swedia dan Finlandia tak mendukung upaya perlawanan terhadap PKK dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG). Turki telah menetapkan dua kelompok tersebut sebagai organisasi teroris.