Jumat 12 Jan 2024 19:33 WIB

Tak Ciut, Houthi Ancam Balas Serangan AS dan Inggris ke Yaman

AS meluncurkan 73 serangan ke wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Houthi.
Foto:

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga telah merilis pernyataan terkait serangan yang dilakukan negaranya bersama AS ke Yaman. Sunak mengungkapkan, meskpun ada peringatan internasional, Houthi terus melakukan serangan di Laut Merah.

Tidak hanya membidik kapal dagang, tapi juga kapal perang Inggris dan AS pekan ini. “Hal ini tidak bisa dibiarkan. Inggris akan selalu membela kebebasan navigasi dan arus perdagangan bebas,” ucapnya dalam pernyataan yang dirilis Jumat pagi, dikutip Anadolu Agency.

“Oleh karena itu kami telah mengambil tindakan yang terbatas, perlu dan proporsional untuk membela diri, bersama dengan Amerika Serikat dengan dukungan non-operasional dari Belanda, Kanada dan Bahrain terhadap sasaran yang terkait dengan serangan ini, untuk menurunkan kemampuan militer Houthi dan melindungi pelayaran global,” kata Sunak menambahkan.

AS dan Inggris melancarkan serangan udara ke beberapa wilayah di Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, pada Kamis (11/1/2024) malam. Mereka membidik fasilitas-fasilitas milik kelompok Houthi. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan, dalam serangan pada Kamis malam, militer negaranya menargetkan fasilitas yang terkait dengan kendaraan udara tak berawak atau drone, rudal balistik dan jelajah, serta kemampuan radar pesisir dan pengawasan udara milik Houthi.

“AS mempertahankan haknya untuk membela diri dan, jika perlu, kami akan mengambil tindakan lanjutan untuk melindungi pasukan AS,” kata Austin.

Sejak pertengahan 19 November 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan puluhan serangan rudal dan drone ke kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah. 

Houthi mengklaim mereka hanya membidik kapal-kapal milik atau menuju pelabuhan Israel. Serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perjuangan dan perlawanan Palestina.

Sejak Houthi aktif menyerang kapal-kapal di Laut Merah, sejumlah perusahaan kargo memutuskan untuk menghindari wilayah perairan tersebut. Perubahan jalur laut dengan menghindari pelayaran melintasi Laut Merah dapat menyebabkan penundaan pengiriman kargo dan memicu kenaikan ongkos pengiriman.

Hal itu karena Laut Merah merupakan jalur terpendek antara Asia dan Eropa melalui Terusan Suez. Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.

Pada 18 Desember 2023 lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan peluncuran Operation Prosperity Guardian (OPG). Dia mengatakan, OPG dibentuk sebagai respons atas serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. Negara-negara yang tergabung dalam satgas maritim OPG antara lain Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.

Sementara itu, kelompok Houthi menyampaikan, pembentukan satgas maritim oleh AS dan sekutunya tidak akan mengubah sikap serta dukungan mereka untuk Palestina. “Posisi kami tidak akan berubah terhadap isu Palestina, baik aliansi angkatan laut dibentuk atau tidak,” kata Juru Bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, kepada Reuters, 19 Desember 2023 lalu. 

 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement