Rabu 17 Jan 2024 16:17 WIB

Suara Pro-Palestina Disensor, Penulis Prancis Pemenang Nobel Boikot Acara Budaya Jerman

Annie Ernaux menandatangani petisi Strike Germany menyerukan pemboikotan acara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Warga Palestina memeriksa puing-puing Masjid Yassin yang hancur pasca terkena serangan udara Israel, (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina memeriksa puing-puing Masjid Yassin yang hancur pasca terkena serangan udara Israel, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Penulis Prancis pemenang Nobel Sastra 2022, Annie Ernaux, telah menandatangani petisi “Strike Germany”. Petisi tersebut menyerukan pemboikotan acara kebudayaan Jerman, termasuk festival dan pameran, karena dukungan negara tersebut terhadap Israel dan dikekangnya suara pro-Palestina di sana. 

Menurut penyelenggara, petisi Strike Germany telah mengumpulkan lebih dari seribu tanda tangan. “(Annie Ernaux) telah menandatangani petisi Strike Germany,” ujar seorang juru bicara perusahaan penerbit Jerman, Suhrkamp Verlag, Selasa (16/1/2024), dikutip laman Al Arabiya. 

Baca Juga

Juru bicara tersebut menambahkan publikasi dan pementasan karya Ernaux tidak terdampak gerakan boikot Strike Germany. Kabar tentang berpartisipasinya Ernaux dalam Strike Germany pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Jerman, Rheinische Post.

Awal pekan ini, penulis asal Bosnia dan Serbia pemenang European Union Prize for Literature, Lana Bastasic, memutuskan mengakhiri kontraknya dengan penerbit Jerman, S Fischer. Bastasic menuduh S Fischer gagal bersikap vokal mengenai penderitaan warga Palestina di Jalur Gaza. “(S Fischer) diam saja mengenai sensor yang sistematik dan sistemik yang terjadi di Jerman,” katanya.

Dalam surel kepada The Guardian, Bastasic mengatakan kontrak yang dia putuskan dengan S Fischer adalah untuk novel terbarunya yang masih dalam tahap pengerjaan. “Saya meninggalkan cukup uang untuk bertahan hidup selama setahun,” kata Bastasic.

Sementara itu, seorang juru bicara S Fischer mengatakan, Bastasic telah mengakhiri kontraknya pada Desember tahun lalu. “Kami menghormati keputusannya dan sedang melakukan pembicaraan konstruktif dengan agensinya,” katanya, dikutip The Guardian, Senin (15/1/2024).

Jerman merupakan salah satu negara Barat yang menyuarakan dukungan kepada Israel ketika perang di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023. Jerman bahkan akan membela Israel dalam kasus dugaan genosida di Gaza yang disidangkan di Mahkamah Internasional (ICJ).

Juru bicara Pemerintah Jerman, Steffen Heberstreit, telah mengumumkan negaranya dengan tegas menolak tuduhan genosida terhadap Israel. Berlin menilai, tudingan itu tak memiliki dasar apa pun. “Oleh karena itu kami akan berbicara sebagai pihak ketiga dalam sidang utama di Mahkamah Internasional,” kata Heberstreit.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengaitkan dukungan tanpa syarat negaranya kepada Israel dengan tanggung jawab historis Jerman atas Holocaust, yakni pembantaian Yahudi oleh Nazi pada Perang Dunia II.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement