Selasa 13 Feb 2024 11:17 WIB

Malaysia dan Jepang Bersuara Atas Serangan Besar-besaran Israel

Malaysia menegaskan kembali solidaritas terhadap rakyat Palestina.

Warga Palestina melihat kehancuran akibat pemboman Israel di Jalur Gaza di Rafah, Senin, (12/2/2024).
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Warga Palestina melihat kehancuran akibat pemboman Israel di Jalur Gaza di Rafah, Senin, (12/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Malaysia dan Jepang menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan besar-besaran Israel terhadap kota Rafah di Jalur Gaza, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan pada Senin, (12/2/2024). Kuala Lumpur mengatakan tujuan rezim Zionis dari serangan tersebut adalah untuk membinasakan orang-orang Palestina dari tanah mereka sendiri.

Dalam pernyataan tegasnya, Kementerian Luar Negeri Malaysia mengutuk serangan baru-baru ini oleh Israel terhadap warga Palestina, dan menyebutnya “tidak bertanggung jawab, ilegal, dan tidak manusiawi,”. Malaysia juga memperingatkan bahwa hal itu akan memperburuk bencana kemanusiaan, memperburuk ketegangan regional, dan menggagalkan upaya menuju penghentian segera permusuhan dan gencatan senjata permanen.

Baca Juga

Kuala Lumpur menuntut Tel Aviv segera menghentikan tindakannya dan mematuhi hukum hak asasi manusia internasional. “Operasi militer pengecut ini jelas membenarkan tujuan utama rezim Zionis untuk membinasakan warga Palestina dari tanah mereka sendiri,” demikian pernyataan kementerian tersebut.

“Ini sekali lagi menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan jelas penghinaan terhadap keputusan Mahkamah Internasional bulan lalu mengenai enam tindakan sementara,” tambah Malaysia dalam pernyataannya.

“Dalam hal ini, Malaysia menggemakan seruan Sekretaris Jenderal PBB untuk segera menghentikan rencana keji tersebut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan cepat dan tegas untuk menghentikan pembantaian yang dilakukan oleh rezim Zionis,” katanya.

Malaysia menegaskan kembali bahwa dukungan tegas dan solidaritas terhadap rakyat Palestina tetap teguh, termasuk terhadap hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, berdasarkan batas sebelum tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dan menerima Palestina sebagai anggota penuh PBB.

Senada, Jepang juga mengatakan pihaknya sangat prihatin atas laporan operasi militer Israel di Rafah. “Lebih dari satu juta warga Palestina di Gaza telah mengungsi di Rafah, yang merupakan lokasi penting untuk pengiriman pasokan kemanusiaan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang, Senin.

Ketika situasi kemanusiaan di lapangan semakin memburuk dan jumlah korban sipil, termasuk sejumlah besar anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia, terus meningkat, maka sangat penting untuk memperbaiki situasi kemanusiaan sesegera mungkin dan menciptakan lingkungan di mana kegiatan bantuan kemanusiaan dapat dilakukan, tambahnya.

“Meskipun dengan tegas mengutuk serangan teror yang dilakukan oleh Hamas dan pihak lain dan secara konsisten menyerukan pembebasan segera para sandera, Jepang sekali lagi menegaskan kembali pentingnya perlindungan warga sipil, dan mendesak semua pihak untuk bertindak sesuai dengan hukum internasional termasuk hukum kemanusiaan internasional, dan bertindak dengan itikad baik berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan, termasuk memastikan bantuan kemanusiaan,” kata pernyataan itu.

Warga Palestina mencari perlindungan di Rafah setelah tentara Israel melancarkan pemboman intensif di kota-kota Gaza dan Khan Younis, serta kota-kota dan lingkungan di sekitarnya pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 28 ribu orang dan menyebabkan kehancuran yang luas dan kekurangan kebutuhan pokok.

sumber : antara, anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement