Putin, yang merupakan pengambil keputusan terakhir dalam senjata nuklir, menegaskan kembali penggunaan senjata nuklir dijabarkan dalam doktrin nuklir Kremlin. Kebijakan yang menetapkan situasi Rusia mungkin akan menggunakan senjata itu.
"Senjata itu ada untuk digunakan, kami memiliki prinsip-prinsip kami sendiri," katanya.
Sejauh ini, Rusia dan AS merupakan kekuatan nuklir terbesar di dunia. Keduanya menguasai lebih dari 90 persen senjata nuklir.
Putin mengatakan Rusia siap menggelar pembicaraan serius mengenai Ukraina. "Rusia siap bernegosiasi mengenai Ukraina, tapi harus berdasarkan realitas dan bukan pada keinginan untuk menggunakan obat-obatan psikotropika," kata Putin.
Pada bulan lalu, AS dilaporkan menolak saran gencatan senjata yang diusulkan Putin setelah adanya kontak antara perantara. Putin mengatakan bila AS menggelar uji coba nuklir, Rusia mungkin melakukan hal yang sama.
"Itu tidak dibutuhkan, kami masih memikirkannya, tapi saya tidak membuang kemungkinan kami dapat melakukan hal yang sama," katanya.
CNN melaporkan pada 2022 lalu Presiden AS Joe Biden khawatir Rusia mungkin menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina. Namun, Putin mengatakan Rusia tidak pernah membutuhkan senjata nuklir di Ukraina.
"Mengapa kita perlu menggunakan senjata pemusnah massal? Tidak pernah ada kebutuhan seperti itu," katanya.