Kamis 04 Apr 2024 13:55 WIB

Netanyahu Terus Digoyang Desakan Pemilu

Jajak pendapat menunjukkan Netanyahu akan kalah bila pemilihan umum digelar.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Foto: EPA-EFE/MENAHEM KAHANA
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Anggota kabinet perang Israel Benny Gantz menyerukan pemilihan umum pada bulan September. Seruan ini disampaikan saat pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan dari dalam dan luar negeri atas perang di Gaza.

"Kami harus menyepakati tanggal pemilihan umum bulan September bila Anda mau, menjelang satu tahun perang, menetapkan tanggal seperti itu akan membuat kami dapat melanjutkan upaya perang sementara memberi sinyal pada warga Israel kami akan segera memperbaharui kepercayaan mereka pada kami," kata Gantz dalam pidato di televisi, Rabu (3/4/2024).

Baca Juga

Beberapa hari terakhir, ribuan warga Israel turun ke jalan menuntut diadakannya pemilihan umum. Banyak yang mengkritik Netanyahu dan mengungkapkan kemarahan atas cara pemerintah menangani pembebasan 134 sandera yang masih ditawan di Gaza.

Netanyahu yang merupakan perdana menteri terlama di Israel, berulang kali mengabaikan kemungkinan digelar pemilihan umum. Jajak pendapat menunjukkan ia akan kalah bila pemilihan umum digelar.

Netanyahu mengklaim menggelar pemilu ditengah perang dengan Hamas hanya akan menguntungkan kelompok perjuangan Palestina itu. Partai Netanyahu, Likud mengatakan Gantz "harus berhenti dalam  politik kecil-kecilan" selama perang.

"Pemilihan umum sekarang akan menyebabkan kelumpuhan, perpecahan, merugikan perang di Rafah dan pukulan keras pada peluang kesepakatan sandera," kata Likud. Gantz yang merupakan mantan jenderal angkatan darat bergabung dengan pemerintah Netanyahu di awal perang untuk menunjukkan persatuan politik di masa krisis. Jajak pendapat menunjukkan partainya akan menjadi pemenang dan ia menjadi kandidat unggulan perdana menteri.

Netanyahu berjanji untuk memulangkan para sandera dan menghancurkan Hamas. Namun belum diketahui bagaimana Israel dapat melakukannya dan pakar ragu hal tersebut dapat dilakukan. Kementerian kesehatan Gaza mengatakan serangan udara, laut dan darat Israel sudah menewaskan 32 ribu orang Palestina.

Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar rakyat Israel tidak mendukung kepemimpinan Netanyahu sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu. Bila tidak ada perubahan jadwal Israel akan menggelar pemilihan parlemen pada 27 Oktober 2026. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement