Rabu 07 Jun 2017 10:10 WIB

Intelijen Australia Geledah Rumah Terduga Mata-Mata Cina

Sheri Yan yang diduga mata-mata Cina di Australia dan suaminya Roger Uren.
Foto: ABC
Sheri Yan yang diduga mata-mata Cina di Australia dan suaminya Roger Uren.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Para agen Australian Security Intelligence Organization (ASIO) berhasil menemukan file rahasia pemerintah dari sebuah rumah di Canberra pada Oktober 2015. Saat itu ASIO mencari bukti salah satu penghuni rumah tersebut adalah seorang mata-mata Cina.

Apartemen yang digeledah itu milik seorang wanita yang dijuluki "ratu" di kalangan sosialita Australia-Cina, Sheri Yan dan suaminya Roger Uren, mantan pejabat tinggi dan diplomat Australia.

Investigasi Program Four Corners ABC bersama kelompok media Fairfax yang ditayangkan Senin (5/6) malam mengungkapkan penggeledahan ASIO tersebut menarget Sheri Yan atas tuduhan dia adalah seorang mata-mata Partai Komunis Cina. Dokumen-dokumen yang sangat rahasia berisi rincian tentang apa yang diketahui lembaga negara-negara Barat mengenai operasi intelijen Cina.

Uren dicurigai telah mengambil dokumen tersebut dari bekas kantornya, Office of National Assessments, sebelum dia meninggalkan lembaga tersebut pada bulan Agustus 2001. Memindahkan dokumen rahasia biasanya merupakan pelanggaran, tapi sampai saat ini, belum ada tuntutan yang diajukan dalam kasus ini.

Penggeledahan tersebut bertepatan dengan penangkapan Sheri Yan yang dilakukan oleh FBI di New York. Yan ditangkap atas tuduhan menyuap John Ashe, saat menjabat presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Yan telah mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman penjara tahun lalu.

Sheri Yan leaves federal court in New York
Sheri Yan meninggalkan pengadilan di New York.

AP: Craig Ruttle

Yan (58 tahun) memiliki hubungan mendalam dengan tokoh-tokoh politik, bisnis dan luar negeri Australia, termasuk politisi senior dari Partai Buruh dan Partai Liberal. Yan merupakan putri seorang seniman Cina yang terkenal dan anggota Tentara Pembebasan Rakyat. Yan juga dikenal memiliki koneksi luas di kalangan Partai Komunis.

Operasi ASIO menambah kemungkinan Australia, serta tokoh-tokoh di PBB telah menjadi subyek target operasi intelijen Cina. Pengungkapan tersebut merupakan bagian dari investigasi utama Program Four Corners-Fairfax mengenai usaha Partai Komunis Cina untuk menyusup ke institusi Australia dan menangani tokoh-tokoh politik.

Hal ini terjadi saat AS sedang bergumul dengan isu campur tangan Rusia dalam sistem politiknya. Kepada Four Corners dan Fairfax Media, Roger Uren mengatakan ASIO sedang menyelidiki tuduhan bahwa Yan bekerja untuk intelijen China, sebuah tuduhan yang dia sebut sebagai "hanya fantasi".

"Ini mencerminkan psikosis orang yang membuat tuduhan," kata Uren.

Uren menyalahkan AS atas penggeledahan ASIO tersebut. Dia mengatakan bahwa informasi tentang Yan kemungkinan besar berasal dari FBI. "Ini prasangka AS semua orang Cina adalah mata-mata," katanya.

Sumber-sumber pemerintah membantah komentar Uren. ABC mendapatkan informasi bahwa ASIO bertindak berdasarkan laporan intelijennya sendiri.

Ashe terpilih untuk masa jabatan satu tahun sebagai presiden Majelis Umum PBB yang dimulai pada tahun 2013. Pada saat yang sama Yan dituduh melakukan pembayaran bulanan sebesar 20 ribu dolar AS kepada Ashe dengan menggunakan kedok sebuah organisasi non-pemerintah yang dipimpinnya, yang dikenal sebagai yayasan Global Sustainability Foundation.

Ashe meninggal dunia dalam kecelakaan terkait angkat besi saat menunggu persidangan, sesaat sebelum Yan dijatuhi hukuman penjara karena telah melakukan penyuapan ke Ashe.

Diterbitkan Senin 5 Juni 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari berita ABC News.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/intelijen-australia-geledah-rumah-terduga-mata-mata-china-di-ca/8589326
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement