Selasa 20 Feb 2018 14:16 WIB

Rusia Kembali Bantah Intervensi Pilpres AS

Jubir Kremlin mengatakan Rusia tidak punya kebiasaan mencampuri urusan negara lain.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berbicara dengan  juru bicara Kremlin Dmitry Peskov (kedua kanan).
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berbicara dengan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov (kedua kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia kembali menegaskan tidak mengintervensi jalannya pilpres Amerika Serikat pada 2016. Rusia mengklaim, bukan kebiasaan mereka mencampuri urusan dalam negeri orang lain.

"Mereka (orang Amerika) berbicara tentang warga Rusia, namun kami telah mendengar pengumuman dari Washington mengenai keterlibatan negara Rusia, Kremlin, dan pemerintah Rusia," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada awak media dalam sebuah konferensi telepon.

Ia menegaskan tidak ada indikasi Rusia bisa berlibat dalam pilpres AS. "Rusia tidak ikut campur dan tidak memiliki kebiasaan campur tangan dalam urusan dalam negeri orang lain," kata Peskov .

Komentar Peskov merupakan reaksi pertama Kremlin terhadap tudingan yang dilayangkan Penasihat Khusus AS Robert A Beller. Dalam surat dakwaan yang dirilis pada Jumat pekan lalu, disebutkan sebuah lengan propaganda Rusia yang didanai pengusaha bernama Evgeny Prigozhin, mengawasi konspirasi dan spionase mengutak-atik kampanye kepresidenan 2016 untuk mendukung Donald Trump. Prigozhin, oleh Beller, disebut sebagai juru masak Vladimir Putin.

Namun Prigozhin menyangkal tudingan dan dakwaan yang diarahkan padanya. Ia mengatakan tidak akan terpengaruh dakwaan terhadapnya. "Orang Amerika sangat emosional, mereka melihat apa yang ingin mereka lihat. Saya sangat menghormati mereka. Jika mereka ingin melihat iblis, biarkan mereka," ujar Prigozhin saat diwawancara kantor berita Rusia RIA.

Prigozhin merupakan pebisnis kuliner atau katering. Bisnis terbesarnya di AS adalah memasok makanan ke sekolah-sekolah dan universitas yang dikelola pemerintah. Antara 2011-2017, perusahaan Prigozhin mengelola dana kontrak sebesar 8,15 miliar dolar AS yang dimenangkannya dari sektor ini.

Perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung pemiliknya terdaftar dalam database perusahaan resmi karena telah memenangkan kontrak negara dianggap memberi keuntungan untuk kepresidenan, parlemen, dan kementerian pertahanan Rusia. Prigozhin adalah salah satu tokoh inti dalam dugaan keterlibatan Rusia dalam pilpres AS 2016 karena ia dilaporkan pernah membuat pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin dan pejabat tinggi Rusia lainnya. Hal ini kian menguatkan dugaan tersebut.

Presiden Donald Trump sudah cukup sering membantah dugaan konspirasi ini. Belum lama ini, setelah terjadi penembakan massal di Florida yang menewaskan 17 orang, Trump menyerang dan mengkritik FBI. Menurut Trump, FBI terlalu fokus pada dugaan konspirasi antara tim kampanyenya dengan Rusia sehingga teledor pada kasus-kasus lain.

"Tidak ada kolusi. Kembali ke dasar, buat kami bangga," kata Trump kepada FBI melalui akun Twitter pribadinya beberapa waktu lalu.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement