Rabu 28 Mar 2018 18:09 WIB

Trump Mengaku tak Sabar Temui Kim Jong-un

Kim Jong-un mengunjungi Cina untuk mencari dukungan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Donald Trump (kiri) dan Kim Jong Un (kanan)
Foto: VOA
Donald Trump (kiri) dan Kim Jong Un (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku tak sabar untuk segera mengadakan pertemuan dengan Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jon-un. Hal tersebut disampaikan Trump melalui akun Twitter pribadinya.

"Bertahun-tahun setelah melewati banyak pemerintahan, semua bilang perdamaian dan denuklirisasi Semenanjung Korea merupakan hal yang mustahil. Saat ini Kim Jong-un memiliki kesempatan untuk melakukan hal benar bagi umat manusia. Tak sabar untuk bertemu dengannya," kata Trump, Rabu (28/3).

Ciutan Trump itu dibuat setelah pertemuan Kim dengan Presiden Cina Xi Jinping. Kunjungan Kim ke Cina menghasilkan komitmen untuk sepenuhnya menghentikan program nuklir. Kim juga siap untuk bertemu dengan perwakilan AS.

Trump pun kembali mengomentari hasil dari pertemuan kedua kepala negara tersebut. Dia mengaku telah mendapatkan informasi dari hasil pertemuan Xi Jinping dan Kim Jong-un yang berjalan dengan baik. Meski siap untuk mengadakan negosiasi, Trump tetap akan menjatuhkan sanksi berat terhadap Korut.

"Sudah mendapat pesan jika pertemuan Xi Jinping dan Kim Jong-un berjalan dengan baik dan siap bertemu dengan saya. Hingga saat itu, sayangnya sanksi dan tekanan maksimum harus tetap dipertahankan dengan risiko apapun," cuit Trump lagi.

photo
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un bersalaman dengan Presiden Cina Xi Jinping saat bertemu di Beijing, Rabu (28/3).

Presiden Kim Jong-un mengatakan, masalah denuklirisasi Semenanjung Korea dapat diselesaikan jika Korsel dan AS menanggapi niat baik Korut. Perdamaian, dia mengatakan, dapat diwujudkan dengan menciptakan suasana damai dan stabilitas sambil mengambil langkah-langkah progresif dan sinkron ke arah sana.

"Ini adalah sikap konsisten kami untuk berkomitmen terhadap denuklirisasi di Semenanjung Korea, sesuai dengan keinginan mendiang Presiden Kim Il-sung dan mendiang Sekretaris Jenderal Kim Jong-il," kata Kim Jong-un.

Sementara ahli terkait Korut dari institut Charhar di Beijing Wang Peng mengatakan, Korut tengah membangun kekuatan untuk bernegosiasi guna menghadapi AS. Hal itu, dia mengatakan, terlihat dalam pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping.

"Korut sedang mencari jaminan. Mereka ingin segera memperbaiki hubungan dengan Cina sehingga memiliki lebih banyak kelonggaran dengan AS untuk memberikan hasil yang baik," katanya.

Menurutnya, Korut tengah menderita akibat pengetatan sanksi PBB dan membutuhkan bantuan Cina untuk mengatasi hal tersebut. Sementara bagi Cina, pertemuan dengan Korut akan memberikan jaminan bagi mereka untuk ikut serta dalam negosiasi antara kedua Korea dan AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement