Jumat 02 Mar 2018 20:26 WIB

Trump dan Moon Sepakat Lanjutkan Denuklirisasi Korea

Hubungan dua Korea yang meningkat ikut dibicarakan Moon dan Trump.

Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump (kanan) bersama Presiden Korsel Moon Jae-in saat upacara penyambutan di Istana biru di Seoul, Selasa (7/11).
Foto: Kim Hong-ji/Pool Photo via AP
Presiden AS Donald Trump (kanan) bersama Presiden Korsel Moon Jae-in saat upacara penyambutan di Istana biru di Seoul, Selasa (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sepakat melanjutkan upaya untuk mewujudkan denuklirisasi Semenanjung Korea. Hal tersebut dilakukan dengan menjaga suasana dialog yang sudah tercipta karena Olimpiade Musim Dingin.

Kesepakatan dicapai saat kedua pemimpin melakukan pembicaraan melalui telepon pada Kamis malam (1/3). Juru bicara senior untuk Moon, Yoon Young-Chan, mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa Moon melakukan dialog melalui telepon dengan Trump selama sekitar 30 menit untuk membahas masalah-masalah Semenanjung Korea, seperti hubungan antar-Korea yang telah meningkat.

Dalam pembicaraan tersebut, Moon dan Trump sepakat untuk melanjutkan upaya menjaga momentum dialog antara kedua Korea dan menghubungkannya dengan misi untuk mewujudkan penghapusan penggunaan senjata nuklir di Semenjung Korea. Kedua presiden membahas hasil kunjungan utusan khusus beserta delegasi pejabat tinggi dari Korea Utara ke Korea Selatan saat Olimpiade lalu.

Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin utara Korea Utara Kim Jong Un, berkunjung selama tiga hari ke Korea Selatan dalam rangka menghadiri upacara pembukaan Olimpiade, yang berlangsung pada 9 Februari, di wilayah PyeongChang di Korea Selatan bagian timur. Sebagai utusan khusus pemimpin Korut, Kim Yo Jong melakukan pertemuan dengan Presiden Moon dan menyampaikan undangan dari kakaknya kepada Moon untuk berkunjung ke Pyongyang pada saat yang nyaman.

Sebagai tanggapan, Moon mengatakan kedua Korea harus menciptakan kondisi untuk mewujudkan kemungkinan pertemuan puncak ketiga antar-Korea. Moon juga meminta Korea Utara untuk secara aktif melibatkan diri dalam dialog dengan Amerika Serikat. Pertemuan puncak dua-Korea yang pertama berlangsung pada 2000, diikuti dengan yang kedua pada 2007.

Pemimpin Korut secara positif menanggapi permintaan Moon ketika delegasi tinggi Korut yang menghadiri upacara penutupan Olimpiade menyatakan keinginan "yang cukup" dari Pyongyang untuk melakukan pembicaraan secara langsung dengan Washington.

Kim Yong Chol, wakil ketua Komite Pusat Partai Buruh Korea berkuasa, yang memimpin delegasi Korea Utara untuk upacara penutupan Olimpiade, mengatakan "pintu terbuka" bagi pembicaraan dengan Amerika Serikat. Dalam pembicaraan telepon, Moon mengungkapkan kepada Trump rencananya untuk mengirimkan seorang utusan khusus ke Korut dalam waktu dekat ini sebagai balasan atas kunjungan Kim Yo Jong ke Korea Selatan sebagai utusan khusus Korut.

Moon dan Trump sepakat untuk melanjutkan pembicaraan erat menyangkut kemajuan apa pun yang bisa dicapai di masa depan dalam dialog antar-Korea. Moon menyampaikan terima kasih kepada Trump yang telah mengirim Wakil Presiden Mike Pence dan putrinya Ivanka Trump ke Olimpiade Musim Dingin PyeongChang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement