Sabtu 26 May 2018 13:16 WIB

Anwar: Pakatan Harapan Menang, Bukan Saatnya Serang Lawan

Kita tidak bisa maju berdasarkan balas dendam. Balas dendam adalah penyakit hati

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Karir politik Anwar Ibrahim
Foto: republika
Karir politik Anwar Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID,PENANG -- Mantan wakil perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengingatkan perwakilan terpilih koalisi Pakatan Harapan (PH) akan tujuan awal mereka. Berbicara kepada wartawan setelah sesi buka puasa, pemimpin de facto Partai Keadilan Rakyat mengatakan PH telah menang dan bahwa ini bukan saatnya untuk menyerang lawan-lawannya.

"Fokus kita adalah untuk mendapatkan kepercayaan rakyat dengan menunjukkan moderasi, dan menghindari pemborosan dan korupsi. Ini adalah tanggung jawab kami, tugas besar kami," katanya seperti dilansir di Channel News Asia, Sabtu (26/5).

"Kita telah menang sehingga tidak perlu menyerang lawan kita. Kita tidak bisa maju berdasarkan balas dendam. Balas dendam adalah penyakit hati," ujar Anwar menambahkan.

Akhir-akhir ini Pemerintah Malaysia tengah mengusut kasus korupsi perusahaan investasi 1MDB yang melibatkan mantan PM Najib Razak. Berbagai penggerebekan dan penyitaan pun dilakukan oleh kepolisian terkait kasus ini. Di luar kasus ini, Anwar mengingatkan agar pemerintah yang sekarang tidak perlu menyerang lawan.

Menggambarkan masa kini sebagai era kebebasan media, Anwar mengatakan setiap wakil terpilih harus menunjukkan komitmen mereka kepada rakyat sehingga mereka akan tetap setia kepada PKR dan PH.

"Kami harus mengantisipasi bahwa publik yang lebih sadar akan menilai kinerja kami. Berbeda dengan rezim sebelumnya di mana semuanya dikontrol, sekarang semuanya terbuka. Kami sekarang diawasi dengan ketat dan kinerja kita akan dinilai dengan hati-hati oleh rakyat. Kami harus menghormati komitmen kami." tutur Anwar.

Anwar Ibrahim merupakan salah satu politisi yang berpengaruh dan dulu diyakini dapat menjadi pesaing Mahathir. Ia dipenjarakan atas tuduhan korupsi setelah berselilisih dengan pemerintah. Kemudian pada 2015 ia kembali dipenjara saat Najib Razak berkuasa atas kasus sodomi.

Saat Mahathir Mohamad kembali menduduki posisi Perdana Menteri, ia berjanji untuk meminta pengampunan raja atas Anwar Ibrahim. Pada Rabu (16/5) Anwar resmi bebas dari penjara.

Anwar Ibrahim yang disebut sebagai tokoh reformasi Malaysia itu direncanakan akan mengambil alih posisi perdana menteri Malaysia dari tangan Mahathir Mohamad dalam dua tahun ke depan. Untuk saat ini, dirinya mengaku tidak akan mencampuri pemerintahan Mahathir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement